blank
Dosen FTI UKSW memberikan pelatihan Data Science kepada guru dan siswa Sekolah Menengah di Provinsi NTT. Foto: Dok/UKSW

NTT (SUARABARU.ID) – Lima dosen Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) memberikan pelatihan Data Science kepada 2024 guru dan siswa Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pelatihan yang diselenggarakan selama dua hari pada Rabu dan Kamis, 15-16 Maret 2023 ini merupakan bagian dari komitmen FTI UKSW untuk mencetak talenta digital Indonesia.

Pelatihan digelar secara hybrid. Sejumlah guru dan siswa mengikuti pelatihan secara luring di laboratorium komputer beberapa SMA dan SMK di Kota Kupang. Adapun pelatihan secara daring diikuti peserta melalui platform zoom meeting.

Sementara itu, beberapa guru-guru yang sudah mendapatkan pelatihan di hari pertama melanjutkan melatih siswa di sekolah masing-masing.

Salah satu dosen FTI yang terlibat sekaligus menjadi koordinator kegiatan Evangs Mailoa, S.Kom., M.Cs., menyampaikan, para peserta memperoleh materi mengenai proses menganalisis data yang terdiri dari mengunggah dataset, data cleaning dan validasi dataset, pemodelan data, visualisasi data dan eksplorasi data. Metode pembuatan model data pun beragam disesuaikan dengan tujuan pengolahan data.

Beri bekal

Pelatihan ini dilakukan dengan tujuan untuk mencetak talenta digital yang fasih dalam menganalisis data, memiliki kemampuan problem solving, dan critical thinking. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan bekal anak muda Indonesia supaya dapat bersaing di kancah internasional, khususnya ASEAN.

“Menganalisis data merupakan salah satu skill yang sangat dibutuhkan pada saat ini. Diharapkan anak muda Indonesia khususnya di Kupang memiliki kemampuan analisis data, dimana kemampuan ini sangat dibutuhkan namun masih sedikit anak muda Indonesia yang memiliki kemampuan tersebut,” terangnya.

Selain Evangs Mailoa, sejumlah dosen yang terlibat dalam pelatihan ini adalah Dr.Irwan Sembiring, ST., M.Kom., Budhi Kristianto, S.Kom., M.Sc., Ph.D., Nina Setiyawati, S.Kom., M.Cs., serta Dwi Hosanna Bangkalang., S.Kom., M.Cs.

Jakobus Fransiskus Soa Folo,S.Pd., salah satu guru yang mengikuti pelatihan menyatakan senang bisa memperoleh pengetahuan baru. Pengajar di SMA Katolik Giovanni Kupang ini berharap ke depan kegiatan serupa bisa dilaksanakan kembali dengan materi yang lebih detail, sehingga meskipun bukan guru TI tetapi memiliki pemahaman yang lebih baik.

Apresiasi positif usai mengikuti pelatihan juga disampaikan Guru Kimia dan Wakil Kepala Sekolah Bagian Humas SMAN 3 Kupang, Oktofianus Nomleni, S.Pd. “Pelatihan ini merupakan hal baru bagi saya. Sangat bermanfaat bagi pengolahan data, terutama saya sebagai guru mata pelajaran kimia, mungkin ke depan kalau boleh ada lanjutan walau hanya melalui zoom,” tuturnya.

Melek teknologi

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Akademik, dan Kemahasiswaan (PAK) UKSW Prof. Dr. Ferdy Rondonuwu, S.Pd, M.Sc. hadir dalam pembukaan acara yang didukung ASEAN Foundation ini. Prof. Dr. Ferdy Rondonuwu menyatakan, kegiatan ini merupakan upaya memberikan bekal kepada siswa dan guru untuk menjadi generasi digital yang melek teknologi.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Dekan FTI Prof. Daniel Manongga, M.Sc., Ph.D., MERL Coordinator ASEAN Foundation Eci Ernawati, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi, S.Pd., M.Pd.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi, S.Pd., M.Pd., selama ini UKSW telah bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT dalam mengembangkan sektor pendidikan di NTT. Ini menunjukkan kebijakan perkembangan pendidikan NTT tidak terlepas dari andil UKSW. Oleh karena itu kerja sama pun berlanjut dalam pengembangan talenta digital di NTT khususnya Kota Kupang.

“Ini merupakan hal baru yang sangat bermanfaat bagi siswa dan guru NTT, karena membantu guru dan siswa untuk berpijak pada data dalam mengambil keputusan. Kami berharap guru dan siswa yang telah dilatih dapat mereplikasi skill yang telah diperoleh ke sekolah-sekolah yang belum terlatih. Dengan demikian, skill data analytic ini bisa menjadi budaya bagi NTT secara umum, bahwa kebijakan serta pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan pengolahan dan validasi dari data,” ungkapnya.

Ning Suparningsih