blank

SUARABARU.ID Saya harap mahasiswa – mahasiswa Unissula menjadi agen kebangkitan ekonomi kreatif di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam kuliah umum di Unissula (16/3/2023). Menurutnya peran generasi muda sangat penting untuk memajukan ekonomi kreatif di Indonesia. Sandiaga juga meminta mahasiswa memperkuat literasinya tentang digital untuk membuka peluang lapangan kerja baru. “Saat ini ekonomi kreatif lebih banyak mengakomodir lapangan kerja bagi masyarakat dibandingkan dengan sektor lainnya”, ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia tidak bisa terus menerus mengandalkan sumber daya alam namun harus ditopang oleh sektor lain yang lebih prospek. Amerika menempati peringkat pertama sedangkan Korea menempati urutan kedua yang ekonomi kreatifnya tumbuh maju di dunia. Saat ini Indonesia menempati peringkat ketiga. Ada 17 subsektor ekonomi kreatif tiga teratas yakni kuliner, kriya dan fashion. Adapun nilainya mencapai 1300 triliun.

“Saya optimis dalam lima tahun kedepan kita bisa mengungguli prestasi ekonomi kreatifnya Korea jika kita lebih peduli dengan kekayaan budaya sendiri dan memanfaatkan potensi besar ekonomi kreatif Indonesia. Sekarang mencari kerja sulit tapi terbuka peluang ekonomi kreatif yang bisa memberikan lapangan pekerjaan yang begitu luas yang harus dimanfaatkan”, ujarnya.

Sementara itu Rektor Unissula Prof Dr Gunarto SH MH menyebut bahwa mahasiswa Unissula sudah banyak yang terjun di bidang ekonomi kreatif. Sehingga kehadiran Menparekraf bisa semakin memacu semangat mahasiswa dalam memanfaatkan peluang ekonomi kreatif di Indonesia.

Prof Gunarto juga memuji capaian prestasi mahasiswa Unissula. Prestasi terbaru meraih medali emas bidang social science pada ajang internasional Asean Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2023. Acara dilaksanakan di Undip 10-14 Februari 2023 lalu. Mereka adalah Safiradinda Haidar dari prodi S1 Manajemen, Hildan Mulyo Hermawan prodi Teknik Informatika, dan Muhammad Salim Ridha prodi D3 Keperawatan. “Dengan aplikasi MO-CA Mental Support of Chronic Disease, mereka mampu bersaing dengan 600 peserta dari seluruh dunia. Sebuah aplikasi untuk memberikan dukungan mental bagi penderita penyakit kronis. Saya bangga dengan anak anak muda yang kreatif ini”, pungkas Prof Gunarto.