SALATIGA (SUARABARU.ID) – Program Studi (Prodi) Ilmu Ekonomi (IE) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bekerja sama dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kota Salatiga menyelenggarakan kegiatan pelatihan “Penggunaan QRIS sebagai Alat Pembayaran Digital bagi UMKM” di Kota Salatiga, Rabu (15/3/2023).
Kegiatan yang diadakan di Ruang Pendopo Pakuwon Pemkot Salatiga ini diikuti 80 peserta yang terdiri dari pedagang, pelaku UMKM dan angota PKK ibu muda produktif.
Ketua Prodi IE Prof. Gatot Sasongko, S.E., M.S mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat dari Prodi IE kepada masyarakat Salatiga.
Profesor bidang ilmu ekonomi pembangunan ini mengungkapkan, sebelum pelatihan diselenggarakan, Prodi IE telah melaksanakan survei kepada UMKM untuk mengetahui UMKM yang berminat dan belum menggunakan digital payment, dalam hal ini Quick Response Code Indonesian Standart atau QRIS (KRIS).
Dari survei kepada 99 UMKM yang tersebar di semua kecamatan di Salatiga, diperoleh data 44,4% UMKM sudah menggunakan QRIS. Di sisi lain, survei juga dilakukan kepada konsumen dengan hasil lebih dari 70% telah menggunakan QRIS. Dari data tersebut terlihat pangsa konsumen pengguna QRIS di Salatiga sudah besar.
“Para pedagang, pelaku UMKM dan juga Ibu PKK yang memiliki usaha, merekalah yang saat ini menggerakkan perekonomian di Salatiga. Karena itulah mereka kita latih untuk menggunakan QRIS supaya usaha mereka semakin maju dan perekonomian kota ini berkembang, tidak hanya untuk Salatiga tetapi juga bisa ekspor ke luar daerah, bahkan luar negeri,” terang Prof. Gatot Sasongko.
Prodi IE juga akan melakukan monitoring selama tiga bulan dan juga evaluasi penggunaan QRIS.
UMKM melek teknologi
Wakil Rektor UKSW Bidang Riset, Inovasi dan Kewirausahaan (RIK) Prof. Dr. Eko Sediyono, M.Kom menyampaikan harapannya agar dari kegiatan ini usaha pedagang, UMKM dan juga anggota PKK semakin maju.
“Dengan pelatihan ini bapak ibu makin melek teknologi dan handphone bisa digunakan lebih maksimal lagi untuk kemajuan usaha,” kata Prof. Eko.
Prof. Eko menegaskan, kegiatan ini menjadi penguat sinergitas UKSW dengan Pemerintah Kota Salatiga untuk membangun kota ini.
Kegiatan pelatihan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kota Salatiga Ir. Wuri Pujiastuti, M.M. ia menyambut baik kegiatan ini, dan menegaskan bahwa UMKM harus mengikuti era digitalisasi supaya tidak tertinggal. Lebih lanjut disampaikan bahwa kegiatan ini harus dilakukan kontinu.
“Ini baru permulaan, kegiatannya harus kontinu sampai yang ikut pelatihan bisa menguasai dan action. Peserta disini juga bisa menularkan ke rekan-rekan lain, sehingga makin melek teknologi dan handphone bisa digunakan lebih maksimal lagi untuk kemajuan usaha dan perekonomian,” imbuhnya.
QRIS alat pembayaran yang praktis
Tiga pembicara dihadirkan dalam kegiatan ini. Mereka adalah Dosen Prodi IE dan Pakar Ekonomi Digital, Angelita Titis Pertiwi, S.Si., M.AppEc., Direktur Utama BPR Bank Salatiga Dartho Supriyadi, S.E., M.Si., dan anggota tim pemasar dari Bank Jateng, Natalia Raras Anggani, S.Pd.
Bagaimana asal mula QRIS, bagaimana penggunaannya dan apa saja keuntungan menggunakan metode pembayaran ini dikupas oleh ketiga pembicara tersebut.
Selain mengikuti perkembangan jaman, Angelita mengungkap metode ini lebih praktis karena pembeli tidak perlu membawa uang cash dalam jumlah besar, dan pelaku usaha bisa menyimpan uangnya dengan lebih aman di dompet digital.
“Bapak ibu tidak repot lagi menerima dan mencari uang kembalian, cukup di scan saja dan kita bisa melihat transaksi apa saja dalam sehari,” terang Angelita.
Sunarso, seorang pedagang di pasar pagi mengaku mendapatkan pengetahuan baru tentang apa itu QRIS dan bagaimana menggunakannya.
Ning Suparningsih