blank

Oleh : A.A Rouf, Pegiat Literasi

Perihal literasi, tidak menjadi rahasia umum lagi bahwa kesadaran masyarakat Indonesia masih rendah. Fakta yang ada, UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dunia dari bawah soal literasi, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Data tersebut menggambarkan bahwa 1,000 orang Indonesia, hanya 1 rang yang rajin membaca.

Sementara berdasarkan survey yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis Organization for Economic Co-operational and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negera terbawah yang yang memiliki tingkat literasi rendah.

Kondisi yang ada menjadi berat pekerjaan pemerintah dan tentu semua unsur utamnya penyelengggara pendidikan. Pasalnya, keberhasilan visi Indonesa Emas pada tahun 2045 bertumpu pada sumber daya manusia yang unggul. Setidaknya ada tiga aspek yang harus dipenuhi untuk mewujudkan SDM unggul, yaitu literasi dasar, karakter, dan kompetensi.

Menyikapi kondisi yang ada, pemerinntah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) tengah merancang “Peta Jalan Pembudayaan Literasi Nasional”. Ruang lingkup sasarannya, yakni Pembudayaan Literasi Keluarga, Pembudayaan Literasi Sekolah, Pembudayaan Literasi Pergruan Tinggi, dan Pembudayaan Literasi Masyarakat.

blank

Upaya baik pemerintah, tentu akan berdampak positif manakala Peta Jalan Pembudayaan Literasi Nasional yang tengah dirancang dilaksanakan serentak dan menjadi gerakan bersama untuk mencapai visi yang sama.

Sejalan dengan Peta Jalan Pembudayaan Literasi Nasional, MTs Islamiyah yang merupakan lembaga pendidikan di Jepara, tepatnya di sudut utara berbatasan dengan Kabupaten Pati, tengah menyelenggarakan Olimpiade Sains MTs Islamiyah (OSMIS) 2023, pada 27 Februari 2023.

Olimpiade yang dibuka oleh Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Jepara, H. Hutomo, M.Ag., diikuti 21 SD dan MI, dengan rincian kategori IPS 36 peerta, kategori IPA 34 peserta, dan Matematika 38 peserta.

Dalam sambutannya, Hutomo mengatakan kegiatan OSMIS hari ini adalah momentum yang paling berharga bagi anak-anak karena di masa yang akan datang kalian akan menjadi orang hebat. “Dengan kemampuan yang dimiliki anak-anak peserta OSMIS harus bermanfaat bagi orang lain dan masyarakat sekitar” imbuhnya.

Pesan Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Jepara, H. Hutomo, M.Ag., relevan dengan fungsi literasi sains, yaitu Literasi sains merupakan pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasarkan fakta.

Selanjutnya, sebagai sarana memahami karakter sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (OEDC, 2016).

National Research Council (2012) menyatakan bahwa rangkaian kompetensi ilmiah yang dibutuhkan pada literasi sains mencerminkan pendangan bahwa sains adalah ansambel dari praktik sosial dan epistemik yang umum pada semua ilmu pengetahuan, yang membingkai semua kompetensi sebagai tindakan.

Olimpiade Sains yang diselenggarakan MTs Islamiyah Blingoh, Jepara, selanjutnya disebut OSMIS tentu bisa dikatakan sebagai pengupayaan pelajar literat. Kegiatan kompetisi semacam ini perlu diselenggarakan secara masif oleh lapisan bawah penyelenggara pendidikan. Karena, literasi sains merupakan literasi dasar yang perlu dikuasai pelajar.

Penyelenggaraan kegiatan kompetisi semacam ini, tentu selain fokus pada fungsi perlombaan. Nilai-nilai sosial, misalnya terjadinya percakapan antar peserta juga terjadi. Dengan demikian setidaknya melalui kegiatan serupa terjadi peristiwa sosial yang bagus untuk perkembangan peserta didik.

Penulis adalah Pegiat Literasi Jepara