Dari 60 % kantong – kantong kemiskinan itu terdiri dari petani, hanya 10% petani kaya, 20% petani menengah, sisanya adalah petani gurem yang miskin, mereka inilah yang harus diantu maksimal, agar tidak terjatuh ke jurang kemiskinan ekstrem.
“Bbanyak sekali petani yang sudah menggadaikan sawahnya, untuk membayar biaya lahan, benih dan pupuk, saat panen mereka hanya menikmati sedikit, cukup untuk kebutuhan pangan sendiri, karena semuanya sudah diijonkankan, Pemerintah harus turun untuk bantu petani,” ucap Singgih Hartono.
Hingga saat ini, di Desa Nglawiyan, Kecamatan Kedungtuban, Hadi, salah seorang Petani dari berhasil mengembangkan benih padi Galur semi organik di beberapa areal persawahan dengan hasil yang cukup memuaskan, dengan pola tanam yang berbeda dari petani pada umumnya.
“Benih padi Galur kami, PB 01 berhasil menghasilkan panen padi lebih banyak dari varietas yang sudah ada, dengan pola tanam yang berbeda dan meminimalisir penggunaan pupuk kimia hingga 70% bisa meningkatkan hasil panen kami, hingga 10 ton per hektar, saat ini para petani PB sudah pada panen, dan kami berharap, beras kami juga bisa diserap pasar secara luas,” kata Hadi.
Kudnadi Saputro