blank
Ganjar mencoba membaui atau mencium air hujan yang kemudian diolah dengan menggunakan Gama Rain Filter, berubah menjadi air bersih layak minum. Foto: hms

BALIKPAPAN (SUARABARU.ID)– Hanya dengan membangun instalasi air sederhana senilai Rp 3 juta, masalah air di Pondok Pesantren Syaichona Cholil, terpecahkan. Alat bernama Gama Rain Filter itu, mampu mengubah air hujan menjadi air bersih layak minum.

Pemanfaatan Gama Rain Filter di ponpes yang terletak di Jalan Mulawarman, Sepinggan, Balikpapan, Kalibantan Timur itu, ditinjau Ketua Kagama, Ganjar Pranowo, Rabu (22/2/2023).

”Prinsipnya memanen hujan. Air hujan ditampung di atap, dialirkan ke instalasi dengan tiga filter. Filter air, filter daun, filter bakteri. Dari tandon ini, air bisa langsung diminum,” kata Ganjar.

BACA JUGA: Tanamkan Peduli Sampah Sejak Dini, SMP Tahfizd Annur Mangunan Ajak Para Siswa Bersihkan Lingkungan

Tak hanya di Ponpes Syaichona Cholil, dia juga meninjau Gama Rain Filter yang dipasang di Sekolah Dasar Islam Terpadu Istiqamah, yang ada di Jalan Syarifuddin Yoes, Balikpapan Selatan.

Ketua Pengda Kagama Kalimantan Timur, Lalu Fauzul Idhi mengatakan, daerah Sepinggan termasuk daerah sulit air bersih. Untuk mendapat air, warga harus membuat sumur bor sedalam 80 meter.

”Itu pun airnya cokelat, dan sumbernya kadang hilang, pindah sumur lagi. Sangat menyulitkan,” ungkapnya.

BACA JUGA: Hotel Neo Candi Simpang Lima Semarang Gelar Cooking Class

Maka, Kagama berupaya membantu sebagai wujud pengabdian masyarakat. Di Kalimantan Timur, sudah lima titik yang dibuat instalasi serupa. Yakni di Kawasan IKN Nusantara, Desa Sepaku, Desa Karyajaya, Desa Adat Pampang Samarinda, dan Kota Balikpapan.

”Di Pampang saja, kami pasang 50 unit. Harganya sekitar Rp 3 juta saja. Kenapa murah, karena kalau untuk masyarakat, UGM tidak menarik biaya paten,” imbuhnya.

Ganjar yang juga Gubernur Jawa Tengah itu menambahkan, Gama Rain Filter sudah berhasil diterapkan di Jateng. Di antaranya di Brebes, Blora, dan Kabupaten Semarang.

BACA JUGA: 94 Atlet Jepara Berprestasi di Porsema Terima Bonus dari LP Ma’arif NU Jepara

Pemanfaatan air hujan di Desa Gedong, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, sudah sejak 2019. Desa ini menjadi Kampung Proklim yang ramah lingkungan, dengan pemanfaatan 118 titik Gama Rain Filter.

Berkurangnya penggunaan air tanah, mampu memunculkan mata air baru dan mengurangi sedimen rawa pening.

”Maka kami perluas, daerah remote area atau yang sulit air, sedangkan curah hujan tinggi bisa pakai ini. Pendanaan bisa kerja sama dengan filantropi. Yang penting, masyarakat terbantu,” jelasnya.

Dengan tercukupinya air, menurut Ganjar, dapat membantu warga menghemat pengeluaran sehari-hari. ”Ujungnya ya pengentasan kemiskinan. Karena uang yang biasa buat beli air, bisa digunakan untuk kebutuhan lain,” tandasnya.

Riyan