blank
Yudhisthira Massardi dalam Pagelaran Karya Sastra Senandung Cinta 7 Kampus Pantura (Foto: Kmf)|

JEPARA (SUARABARU.ID) – Rintik hujan tidak menyurutkan animo siswa-siswi SMA/SMK dan para guru di Jepara untuk hadir dalam Pagelaran Karya Sastra Senandung Cinta 7 Kampus Pantura bersama penyair serta sastrawan Yudhisthira Massardi dan legenda rocker musik Indonesia Renny Djajoesman di Gedung DKD, Kamis (16/2/2023). Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang diwakili Sekretaris Dispartabud Amin Ayahudi.

Safari sastra berkeliling ke delapan kota di Pantura ini dilakukan oleh Yudhisthira Massardi sebagai bentuk kecintaannya terhadap dunia sastra meskipun kini sudah memasuki usia senja.

blank
Renny Djajoesman saat membacakan puisinya Baliho (Foto: Kmf)

Mengawali tahun 2023, Yudhistira kembali melakukan safari sastra bertajuk “Senandung Cinta 7 Kampus Pantura” yang diawali dari Kudus. Untuk selanjutnya, dia bersama timnya yang terdiri dari Lady Rocker Renny Djajoesman, Wita Yudarwita, Siska Yudhistira, beserta Trio Gayatri (Eki Naufal, Nadzar Tohary, Moch Reva) melanjutkan perjalanan menuju Jepara, Pati, Rembang, Demak, Pekalongan, Pemalang, dan berakhir di Cirebon.

Yudhistira sebelum membacakan karya-karya puisi dalam buku sajaknya bercerita, bahwa hal yang mendasari ia melakukan safari sastra disebabkan oleh kegelisahan melihat perkembangan dunia sastra yang sempat redup. Ia berharap, safari yang dia lakukan dapat memunculkan geliat berkesenian, khususnya dalam bidang sastra dan menulis. Karena bagi Yudhistira, menulis merupakan salah satu cara agar seseorang dapat dihargai dan diingat oleh masyarakat.

blank
Safari sastra berkeliling ke delapan kota di Pantura ini dilakukan oleh Yudhisthira Massardi sebagai bentuk kecintaannya terhadap dunia sastra (Foto: Kmf)

“Minat baca dan tulis generasi sekarang ini sedang sangat menyedihkan. Sehingga saya berusaha untuk membangkitkan kembali nyali serta gairah dalam hal satra,” ujar laki-laki yang juga pernah bekerja sebagai wartawan di beberapa majalah sejak tahun 70 sampai tahun 2000-an.

Dalam kesempatan tersebut, Yudhistira juga membacakan beberapa karya puisi dalam sajaknya, yaitu Sajak Sikat Gigi (1983), 99 Sajak (2015), serta Jangan Lupa Bercinta yang ia tulis di tahun 2020. Dua sajak terakhirnya juga selalu memenangkan penghargaan Karya Puisi Terbaik.

“Dari sejak muda, saya sudah berani berbeda, sehingga berani juara. Jangan takut menulis, karena bisa bermanfaat bagi orang lain dan membawa berkah,” tambahnya.

Renny Djajoesman tidak kalah dalam membacakan puisi. Uniknya puisi yang dibawakan bertema tentang “BALIHO”. Sementara beberapa seniman Jepara juga ikut unjuk kebolehan dalam membawakan puisi. Diantaranya Aminan Basyari, Asyhari Muhammad, serta Brodin.

Hadepe – kmf