JAKARTA (SUARABARU.ID)-Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) memberikan penghargaan kepada siswa berprestasi pada malam anugerah SCUA Award 2023 di Hours Coffee Kelapa Gading, Jakarta, Minggu (5/2).
Tercatat, ada sekitar 70 murid yang menerima penghargaan ini yang dibagi dalam sejumlah kategori, antara lain The Most Favourite Student Pre Basic, The Most Favourite Student Basic, The Most Favourite Student Pre Intermediate 1 dan 2, The Most Favourite Student Intermediate dan The Most Favourite Student Advance.
Selain itu, ada kategori The Most Favourite Student Candidate Master, The Most Loyal Student, The Most Champion Student, Favourite Special dan Bintang Masa Depan SCUA.
Owner SCUA yang juga menjabat Ketua Umum PB Percasi, GM Utut Adianto mengatakan, pemberian penghargaan kepada murid merupakan terobosan baru sekaligus untuk memberikan motivasi kepada mereka agar lebih giat lagi dalam berlatih. Rencananya, program semacam ini akan diadakan setiap tahun.
“Catur adalah olahraga yang jauh dari sensasi dan apresiasi. Jadi ini langkah baru yang diberikan kepada anak-anak agar mereka bangga dan tentunya orangtua ikut bangga,” ujar Utut Adianto.
Pihaknya juga berharap para orangtua terus memberikan motivasi agar putra-putrinya menekuni olahraga catur sampai ke level tertinggi. Apalagi, penghasilan atau hidup dari olahraga catur bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.
Bahkan, bagi pecatur yang sudah sukses seperti Susanto Megaranto, Novendra Priasmoro, Sean Winshand Cuhendi, Medina Warda Aulia hingga Irene Kharisma Sukandar, sudah bisa menabung hingga ratusan juta rupiah. Uang itu semua didapatkan dari olahraga catur ketika memenangi turnamen atau yang lainnya.
“Artinya kalau catur ditekuni bisa memberikan penghidupan. Kami berharap anak-anak ini terus mendapatkan dukungan dari orangtua untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi,” terang Utut.
Owner SCUA Eka Putra Wirya menuturkan, murid yang sudah memperoleh award tidak boleh berpuas diri sampai di sini. Eka berharap mereka terus berlatih sampai menemukan kesuksesan seperti pecatur yang saat ini jadi panutan, antara lain Utut Adianto hingga Susanto Megaranto.
“Dengan pemberian award ini, tentunya diharapkan agar mereka lebih giat lagi dalam berlatih dan motivasi mereka terus terjaga,” kata Eka.
Eka lalu menjelaskan ada tiga hal yang akan dilakukan untuk memunculkan pecatur hebat berkelas internasional seperti yang dijalankan SCUA. Pertama fundamental, kedua komprehensif dan ketiga aktif.
Menurut Eka, fundamental di sini perlu adanya pembinaan mulai dari nol sampai master. “Jadi bukan latihan saja, tapi ada turnamen seperti program turnamen Perang Bintang, dan FIDE Rated” ujar Eka.
Sedangkan komprehensif, maksudnya adalah menyeluruh. Seorang pecatur, lanjut dia, tidak akan hanya mengandalkan hal teknis, tapi segi mental.
“Mental juga kita perbaiki. Kalau mampu bekerja keras, lalu latihan giat, kita juga beri apresiasi seperti dikasih award sekarang ini,” ungkap pria yang juga menjabat Dewan Pembina PB Percasi ini.
Sementara untuk aktif, artinya mencari bibit-bibit pecatur ke sekolah-sekolah.
Sejauh ini, SCUA bersama PB Percasi telah menggandeng BPK Penabur menggelar turnamen guna mencari talenta berbakat. Program seperti itu akan terus dilakukan mengingat BPK Penabur siap selalu untuk berkolaborasi.
Ketua Umum Yayasan BPK Penabur Adri Lazuardi bahkan siap bersinergi dengan SCUA dan PB Percasi menggelar sirkuit.
Pihaknya memiliki sekolah yang tersebar di sejumlah kota, ada di Jawa Barat, Jakarta, Tangerang dan Lampung. Ke depan, sirkuit akan diadakan di setiap kota dan pemenangnya akan diadu di Jakarta.
Selain itu, BPK Penabur akan mendatangkan pelatih dari SCUA untuk menggembleng anak didiknya di program sekolah.
“Kami memilih bisa bekerja sama dengan SCUA dan nanti ada pelatih dari SCUA untuk membina anak-anak,” ujar Adri
Muhaimin