blank

JEPARA (SUARABARU.ID) – Pagelaran ketoprak dengan cerita “Sang Naga Samudra Satru Bebuyutan Portugis” menjadi salah satu acara dalam peringatan Satu Abad NU yang diselenggarakan oleh MWC Bangsri, Senin (30/1-2023). Cerita ini mrerupakan salah satu episode kisah perjuangan Ratu Kalinyamat dalam melawan kolonialisme.

Pentas ketoprak yang digelar setelah Istighotsah yang dilaksanakan di Gedung MWC NU Bangsri ini berhasil memukau pengunjung. Nampak hadir diantaranya Ketua Syuriyah PCNU Jepara, KH. Hayatun Nufus Abdullah Hadziq, Ketua Tanfidziyah PCNU Jepara, KH Charis Rohman, dan Ketua Ranting Syuriyah dan Tanfidziyah se Kecamatan Bangsri.

blank
Pagelaran ketoprak dsantri memukau pengunjung |( Foto: Ali B|)

Ali Burhan sebagai penulis naskah pementasan menjelaskan latar belakang diangkatnya tokoh Ratu Kalinyamat dalam pementasan tersebut. “Ratu Kalinyamati sudah sangat melekat dan melegenda di alam bawah sadar masyarakat Jepara. Beliau juga seorang pemimpin wanita yang gigih dalam melawan Portugis,” ujar Ali Burhan yang juga Ketua Tim Riset PC Lesbumi NU Jepara.

Pementasan ini juga sesuai dengan tema harlah yang diangkat oleh PBNU yaitu “Merawat Jagad, Membangun Peradaban”. “Dari kisah sejarah Ratu Kalinyamat ini, bisa mengambil hikmah pelajaran mencintai tanah air, menjaga setiap jengkal tanah air dari penjajah dalam bentuk apapun,” tutur Ali Burhan

“Kami mengapresiasi positif PC LESBUMI (Lembaga Seni Budaya Muslimin) Jepara yang mensukseskan pagelaran Ketoprak Santri ini. Kegiatan kebudayaan seperti ini layak untuk dikembangkan,” ujar KH. Miftahuddin selaku ketua panitia dan sekaligus produser pementasan.

Menurut KH. Miftahuddin, dulu Walisongo juga menggunakan seni budaya sebagai media dakwah, dan NU sebagai pewaris ke-Islam-an Walisongo juga menggunakan media seni dalam perjuangannya, ” lanjut KH. Miftahuddin yang juga Komisaris MSI Tour and Travel

Ziarah

Dalam memperingati satu abad NU juga ziarah ke makam para tokoh NU di Kecamatan Bangsri dan Istighotsah” ungkap M. Ikhsan, ketua MWCNU Bangsri.

Kegiatan ziarah bersama dilaksanakan pada Jumat (27/1) siang. Hujan lebat yang turun tidak menyurutkan antusiasme dari para warga Nahdliyin untuk mengikuti kegiatan tersebut. Terdapat tiga lokasi makam yang dikunjungi, yaitu makam Suromoyo Kedungleper, makam Mbah Abdul Hadi Tengguli, dan makam Mbah Nur Salim Banjaran.

“Seluruh ulama NU kita doakan, tetapi lokasinya dipusatkan di tiga makam tersebut. Sementara Kegiatan Istighotsah dilaksanakan di Gedung MWC NU Bangsri yang kemudian diakhiri dengan Pagelaran Ketoprak Santri (30/1-2023).” jelasM. Ikhsan, ketua MWCNU Bangsri.

Sementara Ketua PC Lesbumi NU Jepara Ngateman, SE mengucapkan terima kasih kepada semua fihak yang telah mendukung pagelaran budaya ini.

blank
Salah satu adegan dalam pagelaran ketoprak santri ( Foto: Ali B|)

Pagelaran ketoprak tersebut dihelat oleh Produser : KH. Miftahuddin, Penulis Naskah : M. Ali Burhan, Sutradara : Den Hasan, Ratu Kalinyamat (RK): Wiwik Handayani, Senopati (S): Ki Hendro Suryo Kartiko, Ki Warto Warti, Joko Lintang (JL): Sutresno, Roro Wulansari (RW): Tesa.

Untuk peran Ki Galangwesi (KG): Ah. Rohim, Nyai Galangwesi (NG): Nurul Anisa, Ki Bajul Segoro: Bajuri, Prajurit lainnya: Rokhit dkk, Komposer music: Waluya Lojeng dkk, MWC NU Bangsri Beserta Banomnya, MSI TOUR, MWC LESBUMI NU BANGSRI, Yayasan Marga Langit, Sabanusa, Sanggar Bangun Budaya, Gumilang Studio, Tunggal Dekor, dan Godeg Audio

Hadepe – Ali Burhan