SEMARANG (SUARABARU.ID) – Indonesia memiliki berbagai macam destinasi wisata sangat bagus. Bahkan seluruh elemen di bumi dapat dijadikan sebagai tempat wisata.
Hal itu diungkapkan dosen Pariwisata Universitas Semarang (USM), M.Satrio Wibowo,S.Kel.,M.Sc dalam Talkshow di Radio USM Jaya FM dalam program ”USM Update” pada Kamis (26/1/2023).
Talkshow menghadirkan dua narasumber dari dosen S1-Pariwisata USM yaitu M.Satrio Wibowo,S.Kel.,M.Sc dan Almas Nabili Imanina,S.Tr.Par.,MM.Par., dengan topik ”Akademisi Pariwisata di Mata Indonesia”.
Dalam Talkshow yang dipandu penyiar radio USM, Pandu Chandra tersebut, Satrio mengatakan, Indonesia memiliki banyak sekali destinasi wisata, apalagi 70% itu merupakan perairan. Jadi tidak heran jika wisata air adalah salah satu wisata unggulan yang disukai banyak wisatawan.
”Sebenarnya semua bisa dijadikan tempat wisata, tidak hanya di laut atau perairan saja, melainkan juga di daerah dataran tinggi seperti gunung atau sebagai spot wisata paralayang, dan masih banyak lagi,” kata Satrio.
Menurutnya, program Studi S1 Pariwisata Universitas Semarang (USM) merupakan salah satu program studi baru yang dibuka pada tahun 2020 lalu. Prodi ini masuk ke dalam jajaran Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) dan telah terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Semua ilmu dapat masuk ke dalam Ilmu Pariwisata dan salah satu yang dipelajari adalah menjaga sikap sebagai seorang wisatawan.
”Sebenarnya semua ilmu itu bisa masuk ke bidang pariwisata, mulai dari ilmu sosial, ilmu kedokteran, ilmu hewan, dan lain sebagainya. Di program studi pariwisata juga mempelajari banyak hal, salah satunya menjaga sikap sebagai seorang wisatawan untuk tidak merusak dan menghormati budaya setempat. Itulah pentingnya peran akademisi, salah satunya kita termasuk mahasiswa untuk mengetahui Ilmu Pariwisata,” jelasnya.
Secara umum, katanya, program studi pariwisata memiliki berbagai macam fokus pembelajaran salah satunya berkaitan dengan budaya yang tergantung dari kebijakan masing-masing universitas. Di USM, Prodi S1-Pariwisata berada di dalam FTIK maka lebih berbasis kepada teknologi.
”Senada dengan program studi lain di lingkungan USM, S1-Pariwisata memiliki sistem pembelajaran bukan hanya terkait dengan teori namun juga praktik-praktik yang harus diikuti mahasiswa, guna menambah keterampilan dan bayangan lebih jelas,” ungkapnya.
Hal senada dikatakan Almas Nabili Imania. Menurutnya, program studi S1-Pariwisata tidak hanya mempelajari satu aspek wisata alam saja, namun juga rasa tanggung jawab.
”Mungkin ada yang belum tahu kenapa kita harus milih Jurusan Pariwisata dan berpikir yang dibahas hanya itu aja, tapi sebenarnya tidak seperti itu. Kita juga mengedukasi bagaimana menjadi wisatawan yang bertanggung jawab dan bagaimana nanti ingin masuk instansi pemerintahan atau ingin buka bisnis sendiri, karena sekarang banyak ingin kerja tapi sambil jalan-jalan. Nah mungkin ini bisa menjadi alasan untuk masuk ke Prodi Pariwisata khususnya USM,” ungkapnya.
Dia menjelaskna, mahasiswa S1-Pariwisata USM diajari bidang destinasi, dunia perhotelan, dunia tour and travel, hingga cara menjadi seorang pemandu wisata. Bidang pembelajaran ini akan menentukan keputusan setiap mahasiswa memilih fokus atau penjurusan bidang Pariwisata.
Disinggung mata kuliah favorit, baik Satrio maupun Almas memiliki alasan tersendiri. Menurut Satrio, mata kuliah Pariwisata Bahari yang akan didapatkan mahasiswa di semester 6, cukup menarik karena mahasiswa dapat menggambarkan Indonesia yang dikelilingi oleh perairan.
Sementara Almas Nabili memilih mata kuliah Pengantar Ilmu Pariwisata yang dapat menjadi pintu atau jembatan bagi siswa-siswa SMA/SMK untuk mengetahui lebih banyak Ilmu Pariwisata. Selain itu juga terdapat mata kuliah Manajemen MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) yang mempelajari pembuatan perencanaan untuk sebuah acara dan melatih mahasiswa untuk disiplin dan menjalin kerja sama.
Muhaimin