blank
Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring, dengan tema Sinergi Strategi Pemberdayaan Pemuda 2023, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (18/1/2023). Foto: lmc

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengatakan, sebuah upaya pemberdayaan peran pemuda penting dilakukan, dalam rangka mewujudkan proses pembangunan yang berkelanjutan. Ini harus disegerakan, demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Hal itu seperti yang disampaikannya, saat membuka diskusi daring bertema Sinergi Strategi Pemberdayaan Pemuda 2023, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (18/1/2023).

Diskusi yang dimoderatori Dr Irwansyah (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu, menghadirkan Ratih Megasari Singkarru MSc (Anggota Komisi X DPR RI), Prof Dr HM Asrorun Ni’am Sholeh, MA (Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga RI).

BACA JUGA: KPAI Kawal Proses Hukum Kasus Perkosaan Remaja di Brebes

Ada pula Billy Mambrasar ST MSc MBA (Staf Khusus Presiden RI), Akbar Himawan Buchari (Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia/BPP Hipmi) dan Fransiska PW Hadiwidjana (Co Founder & CTO at Women Works) sebagai narasumber.

Sebagai penanggap hadir Amira Widya Damayanti (Gerakan UI Mengajar/GUIM Angkatan XII) dan Sahat Martin Philip Sinurat (Rumah Milenial Indonesia).

Menurut Lestari, sudah saatnya generasi muda jadi aktor utama dalam proses pembangunan. Sinergi strategi pemberdayaan pemuda mesti ditingkatkan, tidak hanya mendorong pemuda Indonesia pada satu sektor tertentu saja.

BACA JUGA: Pengurus Baru PPAD Wonogiri Dikukuhkan, Ini Para Nama-nama Personelnya

”Namun lebih dari itu, membuka lebih banyak kanal, agar beragam kemampuan yang diasah dapat diwujudkan di segala bidang kehidupan,” kata Lestari.

Apalagi, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2022, jumlah pemuda Indonesia sebanyak 68,82 juta jiwa atau 24 persen dari total penduduk saat ini.

Berdasarkan catatan itu, sebentar lagi Indonesia akan menyongsong bonus demografi, karena jumlah pemuda mendominasi di negeri ini. Meski begitu, tantangan yang dihadapi para pemuda juga sedemikian kompleks, dan dipengaruhi berbagai dimensi perubahan politik, ekonomi dan lingkungan global.

BACA JUGA: Klenteng Po An Thian Pekalongan Bersolek Sambut Imlek 2023

Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, berpendapat, sejumlah potensi dan tantangan para pemuda itu perlu diantisipasi, lewat sinergi pemberdayaan para generasi muda.

Pemberdayaan pemuda, tegas anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem ini, tidak hanya menjadi tugas dan wewenang lembaga atau kementerian tertentu saja, tetapi menjadi tugas semua elemen, untuk membentuk pemuda sebagai aktor pembelajar, pembangunan dan perubahan.

”Keseluruhan proses penempaan diri kaum muda itu, mesti berpijak teguh pada konsensus kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal itu untuk memagari pemuda dari berbagai ancaman, sehingga mampu menjawab tantangan di berbagai bidang,” tegas Rerie.

BACA JUGA: Bermain Solid, Fajar/Rian Rebut Tiket Babak Kedua

Sementara itu, Asrorun Ni’am Sholeh, berpendapat, berbicara soal pemuda berarti berbicara tentang masa depan bangsa. Kelompok pemuda, berdasarkan UU no 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan, memiliki rentang usia 16-30 tahun.

Dikatakan dia, kondisi rendahnya partisipasi pemuda dalam pembuatan kebijakan publik saat ini, harus menjadi bahan introspeksi masyarakat dan para pemangku kepentingan. Dan seperti diketahui, membangun sektor kepemudaan akan berdampak pada pembangunan kesuksesan pada 5-10 tahun mendatang.

”Saat ini pembangunan kepemudaan Nasional mengarah pada peningkatan kualitas SDM, pembangunan karakter kebangsaan, dan partisipasi pemuda di sejumlah bidang pembangunan,” ujar Asrorun.

BACA JUGA: Ginting Lakoni Perjuangan Sengit

Untuk mendorong peningkatan keterlibatan pemuda dalam proses-proses pengambilan keputusan publik, lanjut dia, pihaknya berupaya mengembangkan sisi kepemimpinan, kepeloporan, kewirausahaan dan kemitraan dari para generasi muda.

Sedangkan Amira Widya Damayanti menyampaikan, banyak sekali tantangan yang dihadapi pemuda. Apalagi tahun depan merupakan titik awal bagi pemuda untuk menentukan pilihannya, sekaligus titik awal pemuda dan pemudi untuk bergerak.

Pemberdayaan, tegas Amira, akan berdampak bagi pemuda dan pemudi. Karena itu butuh kolaborasi semua pihak, untuk membangkitkan peran pemuda dan pemudi. ”Tentu saja juga didukung pemuda dan pemudi yang mau bergerak,” tegasnya.

Riyan