blank
Ganjar menemui dan berbincang dengan anak-anak penyandang tunanetra, yang tergabung dalam Petki. Foto: hms

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menekankan pentingnya komunitas atau organisasi kemasyarakatan, yang serius memperhatikan penyandang disabilitas. Termasuk Perkumpulan Tunanetra Kristiani Indonesia (Petki), agar program pemberian akses dan kemandirian dari pemerintah bisa dipercepat.

”Kami sudah punya Perda, punya Pergub untuk kawan-kawan disabilitas. Tadi saya tawarkan, apa sih yang menjadi problem mereka? Kemudian bagaimana mereka bisa kita latih, diberikan akses yang banyak sehingga bisa mandiri,” kata Ganjar, usai membuka Rakernas DPP Petki di BPM Dikjur, Jalan Brotojoyo, Semarang, Sabtu (14/1/2023).

Menurut dia, keberadaan Petki dapat menjadi penghubung sekaligus ruang bagi penyandang tunanetra, untuk mendapatkan banyak aktivitas fisik dan keterampilan.

BACA JUGA: Gupolo, Rokok Herbal Asal Padurenan ini Ramaikan Persaingan Industri Rokok Kudus

Meskipun Petki merupakan organisasi dengan latar belakang agama, tapi kegiatan yang diberikan kepada anggota Petki tidak hanya soal keagamaan.

”Mudah-mudahan mereka yang dari kelompok tunanetra makin terbantu, karena banyak aktivitas atau keterampilan yang bisa membikin mereka bisa lebih mandiri. Tadi kegiatannya tidak hanya keagamaan saja, tapi juga membuat kegiatan yang sifatnya keterampilan, life skill, sehingga kemandirian bisa didorong,” ujarnya.

Sinergi antara kebijakan pemerintah dengan kegiatan Petki, tentu saja membuka lebih banyak peluang bagi penyandang disabilitas, untuk mendapatkan pelatihan dan dorongan.

BACA JUGA: Tingkatkan Profesionalisme, PC. LP. Ma’arif Jepara dan RMI Gelar Diklat Kepala Madin

Terutama terkait keterampilan, yang menjadi bekal kemandirian. Untuk itu, Ganjar meminta Petki, agar ikut membantu pendataan penyandang disabilitas.

”Kita pernah sampaikan kepada kawan-kawan kades, berapa sih jumlah penyandang disabilitas di desa kalian? Berapa yang tunanetra, berapa yang kelompok tuli, dan berkebutuhan khusus lainnya,” ungkap Ganjar.

Keberadaan data yang valid menjadi penting, dalam upayanya mempercepat pemberian pelatihan, maupun akses kepada penyandang disabilitas. Pelatihan itu akan diberikan secara terprogram, sampai penyandang disabilitas menyatakan diri siap untuk mandiri.

BACA JUGA: Sekolah Wirausaha Aisyiyah Ingin Jadikan Perempuan Mandiri

”Kalau Petki kemudian bisa membantu, tentu ini akan bisa mempercepat kita memberikan pelatihan, kemandirian. Dukungan kepada mereka, sampai mereka menyatakan diri, ya saya siap mandiri,” tegasnya.

Sementara itu, Sekjen DPP Petki, Yakobus Tri Bagio, menambahkan, dalam Rakernas hadir perwakilan DPD Petki dari berbagai daerah di Indonesia. Saat ini, tunanetra yang terdaftar sebagai anggota Petki sebanyak 805 ribu orang.

”Petki sebagai organisasi kemasyarakatan tingkat Nasional, dan mendapatkan tugas khusus untuk memberikan pendampingan kepada tunanetra. Kegiatan kami bukan hanya sisi kerohanian saja, melainkan juga sosial, ekonomi, dan keluarga. Kami berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam memberikan kemandirian kepada tunanetra,” tukasnya.

Riyan