BOYOLALI (SUARABARU.ID) – Relawan Santrine Abah Ganjar (SAG) bersama masyarakat, santri dan ulama Kabupaten Boyolali memanfaatkan momen awal tahun 2023 dengan menggelar “Pengajian Akbar, Dzikir dan Doa Bersama”.
Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Majelis Mamba’ul Muttaqin, Desa Sumber, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah ini mendoakan agar Indonesia lebih makmur, maju, sejahtera, dan dijauhkan dari mara bahaya.
Menurut Ketua SAG Cabang Kabupaten Boyolali, Khoiruddin Ahmad, kegiatan ini bisa menjadi benteng bangsa dan Indonesia agar terhindar dari bencana. Di sisi lain, masyarakat juga bisa mengimplementasikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam agenda Dzikir dan Doa Bersama sendiri dipimpin oleh Habib Muhammad Syafi’i Bin Idrus Alaydrus dari Solo. Semakin larut, semakin banyak masyarakat yang hadir hingga mencapai ribuan orang. Ini sebagai bukti kecintaan terhadap Allah dan Rasul-Nya
“Dalam acara ini, masyarakat meminta agar bangsa dan Indonesia dijauhkan dari bencana karena cuaca ekstrim,” kata Khoiruddin, Rabu (4/1/2023) malam.
Khoiruddin menyebut, momen spiritual ini menjadi ajang silaturahmi untuk menguatkan jalinan ukhuwah atau persaudaraan bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan begitu, wujud dari Bhinneka Tunggal Ika bisa terus dijaga.
Ia berharap, masyarakat mampu menghindari perpecahan dan adu domba, berkaitan situasi politik yang diindikasikan akan semakin memanas pada masa mendatang. Sehingga bisa tercipta perhelatan politik akbar yang aman dan kondusif.
Di sela-sela kegiatan, mereka juga menyelipkan doa agar Indonesia mendapat pemimpin terbaik. Menurutnya, kriteria yang diidam-idamkan masyarakat adalah pemimpin yang religius, nasionalis, egaliter, dan tegas anti korupsi.
“Melalui acara ini, kami bisa bersilaturrahmi dengan masyarakat, dan mendoakan semoga Pemilu 2024 sukses. Masyarakat juga menginginkan Indonesia mendapatkan pemimpin religius dan nasionalis,” ungkap Khoiruddin.
Salah satu masyarakat asal Boyolali, Guruh (50) mengaku, kegiatan yang digelar relawan SAG ini merupakan suatu momentum untuk menyatukan bangsa, khususnya dalam menghadapi masa-masa sulit yang diindikasi dapat melanda Indonesia di masa mendatang.
“Doa bersama ini diperlukan untuk kita semua, agar bangsa Indonesia diberi kekuatan. Karena situasi ekonomi dan lainnya dalam kondisi tidak bagus. Menurut kami kegiatan ini sangat positif sekali,” ucap Guruh.
Ning Suparningsih