JEPARA(SUARABARU.ID) – Indonesia adalah bagian dari desa saya. Sebuah judul buku karya Emha Ainun Najib tahun 1990an.Sebagai sebuah paradigma atau cara pandang kita orang desa dalam berpartisipasi membangun peradaban Indonesia hal ini sangat tepat dan efektif. Karena membangun Indonesia dengan mengabaikan peran desa desa yang kurang lebih 80 persen jumlah manusianya adalah kebohongan dan ketidakadilan belaka.
Karena itu Kawung mencoba menjadi bagian penting dari gerak maju pembangunan manusia di Jepara pada khususnya. Tren kerja kolaboratif dan networking dimanifestasikan kawung dengan cara membangun jaringan kesenian dan kebudayaan yang ada di Jepara khususnya di Jepara bagian utara. Seperti kita ketahui di wilayah utara Jepara ada Yayasan Gamapetra di desa Kepuk, Mas Jenggo cafe yang lebih berfungsi sebagai art space di desa Jinggotan, yayasan Margo Langit di Banjar Agung. Omah Laut di Bondo, juga padepokan informal Hadi Priyanto juga di Bondo.
Kawung (a living concept) yang baru seumur jagung selalu berusaha bergerak bersama elemen lainnya dalam melakukan emerging culture yang ada di Jepara. Di akhir tahun ini Kawung yang digawangi oleh Imas Murni Newewe menggandeng Kampung Inggris Course Jepara yang dikomandani oleh Mas Herman mengajak anak anak muda progresif mengisi liburan sekolah dengan kursus singkat yang bernuansa piknik dan tadabur alam. Berlokasi di Dukuh Plasan RT. 3,RW.2 desa Guyangan Bangsri dengan view kali, persawahan dan pegunungan muria. Kampung Inggris Course Jepara yang sudah dikenal sebagai lembaga kursus Bahasa Inggris konvensional akan mengemasnya sesuai konteks wisata alam, seni dan budaya yang selama ini menjadi concern Kawung.
Selama dua tahun terakhir ini Kawung telah mengabdikan dirinya menjadi bagian dari penyelenggaraan pagelaran musik, launching buku, tempat diskusi,workshop fotografi, foto prewedding, foto model dengan background alam, pameran seni rupa dan public space yang asik bagi berbagai pertemuan dari para pelaku seni, pelaku usaha umkm, juga anak anak muda milineal yang hidup dengan gaya digital nomad. Akses jalan tanah yang becek di musim penghujan ternyata tidak menyurutkan para pengunjung demi kenikmatan view dan admosfir pedesaan yang otentik di Kawung. Kawung sendiri terus berusaha berbenah sesuai dengan kemampuannya misalnya dengan melibatkan pemilik pemilik tanah yang menjadi jalan ke kawung untuk memberikan akses jalan dan tempat parkir dengan sharing pendapatan seperti uang sewa dan pengganti jasa parkir.
Kerja kolektif, paguyuban, gotong royong yang menjadi nafas kehidupan desa seperti inilah yang diharapkan akan membawa kemajuan bagi desa setempat, masyarakat jepara juga Indonesia pada umumnya.
English Holiday in Kawung yang digelar 21-22 Desember 2022 dan diikuti oleh 30 peserta dari berbagai umur akan menjadi pemantik bagi penyelenggaraan kegiatan serupa di kemudian harri.
Imas Murni Newewe