SUARABARU.ID Unissula Semarang menambah dua guru besar Fakultas Ekonomi (FE). Mereka adalah Prof Drs Widiyanto MSi PhD di bidang ekonomi syariah. Satunya lagi Prof Dr Ken Sudarti SE MSi di bidang ilmu manajemen. Keduanya diresmikan dalam rapat senat pengukuhan profesor yang dpimpin oleh Prof Dr Anis Mashdurohatun SH MHum di FE Unissula, (20/12).
Rektor Unissula Prof Gunarto SH MHum dalam sambutan mengungkap 2027 Unissula akan memiliki 100 guru besar. “Pada tahun 2021 Unissula memiliki 15 guru besar. Dan 2022 bertambah 13 guru besar. Sehingga di tahun 2022 ini jumlah guru besar adalah 28. Unissula mengharap ridho Allah pada 2027 guru besarnya menjadi 100. Kalau di tahun 2021 bertambah 13 guru besar, maka empat tahun ke depan untuk mencapai 100 guru besar harus bertambah 18 guru besar setiap tahunnya,” ungkapnya.
Prof Gunarto juga menyampaikan empat tugas guru besar. Pertama menginspirasi dan menjadi mentor bagi dosen-dosen yang sudah lektor kepala. Kedua meningkatkan kualitas sebagai pakar di bidang ekonomi. ”Saya selalu sampaikan guru besar bukan untuk guru besar. Guru besar harus mengabdi pada kualitas hidup individunya. Guru besar bukan untuk guru besar, tetapi guru besar adalah memberi kebahagiaan bagi pasangan hidupnya bahagia di dunia dan akhirat. Menjadi guru besar bukan untuk guru besar. Tetapi guru besar untuk memberikan kontribusi dalam mencerdaskan bangsa dan negara. Dan guru besar bukanlah guru besar. Guru besar adalah untuk umat manusia agar dapat hidup damai di dunia dan akhirat,” jelasnya.
Selanjutnya guru besar memiliki tugas meningkatkan H-index dosen. “Rata-rata guru besar Unissula masih enam. Yang ideal adalah sepuluh. Maka tradisi mencintai riset dan mempublikasikan hasil risetnya di jurnal nasional dan internasional untuk meningkatkan h-index harus ditingkatkan,” jelasnya.
Pihaknya melanjutkan, “Yang keempat yaitu guru besar harus menjalankan tri darma perguruan tinggi. Seorang guru besar harus memberikan yang terbaik di jenjang Pendidikan D3, S1, S2, dan S3. Yang kedua melaksanakan penelitian minimal dilakukan setahun sekali, dan terakhir adalah hasil risetnya dilakukan untuk Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM),” pungkasnya.