blank
Plt Ketua Umum KONI Jateng, Bambang Raharjo Munajat (kedua dari kiri), menyerahkan cinderamata kepada Ketua KONI Jabar, Brigjen TNI (purn) Ahmad Saefudin, saat melakukan studi banding di Bandung. Foto: koni jateng

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Ketua KONI Jawa Barat, Brigjen TNI (purn) Ahmad Saefudin, sangat mengapresiasi atas kehadiran rombongan KONI Jawa Tengah, yang dipimpin Plt Ketua Umum Bambang Rahardjo Munadjat, untuk melakukan studi banding.

Pada kegiatan yang dilakukan Selasa-Jumat (13-16/12/2022) lalu itu, dalam rombongan KONI Jateng ada juga Kabid Keolahragaan Disporapar Jateng Aria Chandra Destianto, dan Anggota Komisi E DPRD Jateng Umar Utoyo.

Menurut Bambang Raharjo, kehadirannya ini untuk menimba ilmu keolahragaan, khususnya bidang peningkatan prestasi. Jateng memandang, prestasi Jabar dalam beberapa kali PON sangat luar biasa.

BACA JUGA: Kanwil Jateng Gelar Reuni dan Temu Kangen Alumni AKIP Angkatan 13

”Prestasi Jabar dan Jateng itu, ibaratnya seperti orang naik kereta api. Jabar sudah sampai Jakarta, sedangkan Jateng baru mulai berangkat,” kata dia, dalam keterangannya di Semarang, Minggu (18/12/2022).

Dijelaskannya, upaya ini dilakukan jelang dilaksanakannya PON XXI yang dijadwalkan berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara, pada 2024 mendatang. Dengan sisa waktu yang ada, KONI Jateng bertekad untuk memaksimalkan potensi dan informasi yang didapat, guna meningkatkan prestasi atletnya.

Sementara itu, Ahmad Saefudin menyampaikan, seluruh permintaan KONI Jateng tentang pola pembinaan atlet Jabar, diberikan semuanya dalam bentuk copy paste.

BACA JUGA: 17 Mahasantri Ma’had Aly Balekambang Diwisuda

”Tidak ada yang perlu dirahasiakan. Silakan copy, dan terapkan program ini sesuai dengan kondisi Jateng,” ujar Saefudin, saat menyerahkan buka pendoman pembinaan kepada Bambang, di sela pertemuan kala itu.

Disamping menyerahkan buku dan soft copy program, Saefudin juga memaparkan secara gamblang, pola pembinaan olahraga di Jabar, dalam dua periode kepengurusannya, dan dua kali PON.

Menjelang PON 2016, Jabar membuat motto ‘Jabar Juara’. Kemudian pada PON 2021, mereka juga berslogan ‘Jabar Kahiji’.

BACA JUGA: Alumni Akpol Wira Satya Gelar Kegiatan Kemanusiaan

”Motto itu sangat penting untuk memacu semangat. Itu sebagai sasaran utama, mau ke mana tujuan kita. Kalau tanpa motto, ibarat orang berjalan tanpa tujuan,” ungkap dia.

Saefudin juga menyebutkan, prestasi tidak datang tiba-tiba, tetapi melalui proses panjang. Dia juga menolak adanya transaksi atlet instan. ”Kita harus membina. Tidak bisa tiba-tiba mendatangkan atlet berprestasi dari daerah lain,” tegasnya.

Dalam proses pembinaan, selain adanya atlet potensial, perlu adanya pembinaan yang lebih maju. Maka dilibatkanlah teknologi dan digital. Semua perkembangan atlet baik Jabar maupun pesaing daerah lain, masuk dalam pantauan timnya secara cermat.

BACA JUGA: Isi Liburan Sekolah, Anak-anak TK/RA Se- Kecamatan Tahunan Ikuti Lomba Mewarnai

”Sport intelegence kami jalankan secara maksimal. Kami data setiap atlet manapun secara lengkap, dengan catatan prestasinya. Jadi kita juga tahu persis kekuatan calon lawan,” papar dia lagi.

Tentang digitalisasi data, KONI Jabar mensinkronkan Bidang Pembinaan dan Bidang Pulahta serta tim khusus, untuk mengolah hasil dari sport intelegence.

”Memang dibutuhkan juga perangkat teknologi yang canggih. Misalnya, laptop harus dengan spek tertinggi. Dengan kapasitas yang tinggi, tim bisa bekerja secara maksimal,” kata lulusan Akabri 1985 itu.

BACA JUGA: Hari Migran Internasional Jadi Momentum Akselerasi Disahkannya RUU PPRT

Pria kelahiran 12 September 1961 itu pun menyebut, target pada PON 2021 berhasil 95 persen. Bahkan untuk PON 2016, melampaui target dari 180 medali emas, diperoleh 217 emas.

”Ini sangat spektakuler. Tidak mungkin dilewati pada PON mendatang. Bahkan Jabar pun tidak akan mampu mengulang sukses itu,” imbuhnya.

Teknologi yang dimiliki KONI Jabar ini, juga bisa memetakan atau mengarahkan kapasitas seorang atlet untuk menekuni cabang olahraga.

”Kami bekerja sama dengan UPI yang memiliki alat untuk bisa mendeteksi bakal atlet dari ludah. Maaf bukan pamer, tetapi saya hanya menegaskan, prestasi olahraga saat ini tidak cukup dengan cara-cara pelatihan tradisional. Harus ada upaya pemanfaatan teknologi,” tegasnya.

Riyan