BREBES (SUARABARU.ID) – Sejak diresmikan pada 24 November 2022 oleh petinggi PDIP, Djarot Saiful Hidayat, RSUD Ir Soekarno Ketanggungan Brebes, Jawa Tengah, hingga kini belum menerima pasien rawat inap. Selain kekurangan sumber daya manusia (SDM), rumah sakit ini juga masih belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
Belum adanya pelayanan rawat inap, banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Warga sekitar yang akan membawa keluarga ke rumah sakit ini harus kecewa. Ujung ujungnya, petugas menyarankan untuk membawa pasien ke RSUD Brebes.
Yayang (39) warga Kecamatan Ketanggungan mengaku, dirinya berniat akan membawa kerabat ke RSUD Ir Soekarno untuk rawat inap. Namun dia harus kecewa karena petugas jaga mengatakan, rumah sakit ini belum menerima pasien rawat inap.
“Sebagai warga Ketanggungan, RSUD Ir Soekarno sangat membantu karena lokasinya dekat. Tapi sayangnya belum bisa menerima pasien rawat inap. Padahal banyak sudah yang datang untuk opname di sini,” ujar Yayang ditemui di RSUD Ir Soekarno, Rabu (14/12/2022).
Keluhan serupa disampaikan oleh Tarsudi (59) warga Kecamatan Ketanggungan yang akan membawa anaknya rawat inap karena sakit. Setiba di lobi depan rumah sakit, Tarsudi urung menurunkan anaknya yang sakit tersebut. Dia pun akhirnya melanjutkan perjalanan ke rumah sakit lain yang mau menerima rawat inap.
“Tak kira sudah beroperasi di sini, ternyata belum melayani opname. Katanya hanya menerima pasien rawat jalan,” kata dia.
Direktur Utama RSUD Ir Soekarno, dr Ali Budiarto saat dikonfirnasi membenarkan soal belum adanya pelayanan rawat inap. Dijelaskan dia, sejak diresmikan, rumah sakit tipe D ini baru menerima pasien rawat jalan.
Ali Budiarto memberikan alasan, pelayanan rawat inap belum tersedia karena keterbatasan sumber daya manusia dan sarana prasarana alat. Untuk rumah sakit tipe D, dengan jumlah tempat tidur 50 bed sekurangnya butuh 150 sampai 200 orang. Akan tetapi, tenaga yang ada hanya 51 orang. “Memang kami belum menerima pasien rawat inap. Hanya melayani rawat jalan. Di sini jumlah sdm dan sarana dan prasarana sangat kurang,” tandas Ali Budiarto.
Lebih rinci, Dirut RSUD Ir Soekarno menjelaskan, pihaknya butuh tenaga perawat dan bidan sekurangnya 50 orang. Sementara kata Ali, hanya tersedia 10 perawat dan 6 bidan.
Jumlah dokter umum yang dibutuhkan juga kurang karena hanya ada dua orang, padahal yang dibutuhkan lima orang. Demikian pula dokter spesialis, paling tidak ada empat, masing masing spesialis dalam, anak, bedah dan obsgyn. Tapi saat ini hanya dua, yakni spesialis anak dan dalam. “Tenaga masih kurang banyak, termasuk dokter dan perawat,” sambung Ali.
Selain tenaga dokter, perawat dan bidan, lanjut Ali, juga masih kurang tenaga apoteker, rekam medik, analis laboratorium, gizi, koki dan radiographer. “Apoteker kami butuh 12, tapi baru ada dua. Rekam medik butuh 5 baru ada satu, tenaga analis butuh 12 baru ada satu dan masih banyak lagi yang kurang,” bebernya.
Tidak hanya sdm, ketersediaan alat alat yang menjadi sarana dan prasarana juga masih minim. Demikian pula obat, juga belum memenuhi syarat. “Sarana dan prasarana baru terpenuhi 5 persen. Masih butuh banyak lagi. Juga obat obatan, sampai hari ini masih minta ke puskesmas terdekat, rumah sakit dan gudang farmasi,” pungkasnya.
Sutrisno