Oleh: Ilham Dhitsaha Tanlalana F, S.Pd.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada guru dalam mengelola pembelajaran di kelasnya. Salah satunya adalah pembelajaran yang berdiferensiasi. Muncul pertanyaan apakah pembelajaran berdiferensiasi itu? Bagaimana penerapannya untuk meningkatkan potensi siswa? Yuk kita kupas bersama tentang pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keluasan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dibuat berdasarkan kebutuhan siswa dan bertujuan untuk membantu siswa sukses dalam belajar.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi tentu tidaklah mudah. Dalam sebuah kelas, pastinya terdiri dari berbagai macam karakteristik siswa yang berbeda. Baik yang dipengaruhi oleh kepribadian, hobi, latar belakang keluarga. Tentu ini akan mempengaruhi tingkat pemahaman materi siswa. Perlakuan pembelajaran berdiferensiasi diharapkan dapat merangsang siswa dalam memaksimalkan penyerapan informasi pada pembelajaran.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya fokus pada produk pembelajaran, tapi juga fokus pada proses dan materi pembelajaran. Sebagai contoh saya pernah memberikan materi pembelajaran olahraga tentang Gerak Berirama dengan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi.
Pada diferensiasi konten saya memberikan kebebasan kepada siswa untuk mempelajari gerak berirama dari sumber mana saja semisal video, buku paket, atau lewat gambar-gambar yang tersedia. Tugas ini secara tidak langsung dapat mengarahkan siswa yang berpotensi dan belajar sesuai dengan minatnya.
Pada diferensiasi proses siswa dapat belajar sesuai dengan keinginan siswa, bisa mengeksplore gerakan sendiri, dengan pemilihan musik dan gerakan sendiri. Sedangkan pada diferensiasi produk, siswa bisa merekam hasil gerak irama ciptaannya menggunakan video Tik Tok, bisa mempraktekkan secara langsung, dan bisa memvisualisasikan gerakan berirama lewat gambar.
Meskipun konten, proses, dan produk yang dihasilkan beragam, guru memiliki acuan penilaian yang seragam. Acuan penilaian dalam pembelajaran meliputi penilaian sikap yang dilihat dari sikap tanggung jawab, disiplin, dan kerja keras siswa. Penilaian pengetahuan tergambar dari pemahamaan siswa tentang gerak berirama, sedangkan penilaian keterampilan dapat diamati dari proses siswa untuk menciptakan gerak berirama sendiri maupun kelompok.
Dampak dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi di antaranya adalah setiap siswa dengan berbagai karakteristik merasa disambut dengan baik dan dihargai guru, kebutuhan belajar siswa terfasilitasi, adanya kolaborasi guru dan siswa.
Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tentunya terdapat hambatan-hambatan. Guru hendaknya bersikap positif terhadap tantangan yang ada. Salah satu cara untuk menghadapi tantangan tersebut adalah terus belajar dan sharing pengalaman dengan sesama guru dalam menghadapi masalah pembelajaran berdiferensiasi.
Sebagai akhir dari tulisan ini saya mengajak para guru marilah kita menerapkan pembelajaran berdiferensiasi untuk menajamkan potensi yang dimiliki siswa lewat pola asah, asih, dan asuh. Semoga bermanfaat.
Penulis adalah guru PJOK SDN 1 Kedungsarimulyo (Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Jepara)