Petugas BPBD Kota Magelang saat memberikan pelatihan penanganan bencana gempa kepada siswa dan guru SMP Negeri 7. (Dok BPBD Kota Magelang)

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Sebanyak 180 siswa kelas IX SMP Negeri 7 Magelang berikut sejumlah guru dilatih penanganan bencana gempa. Materi pelatihan diberikan oleh BPBD Kota Magelang

Diawali dengan sosialisasi terkait kebencanaan dan teknik saat terjadi bencana khususnya gempa, dilanjutkan tanya jawab dan praktik. Dalam sosisalisasi diterangkan apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa.

Suyono, Analis Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kota Magelang menerangkan, pertama yang harus dilakukan adalah jangan panik serta melindungi organ vital utamanya kepala, dengan berlindung di bawah meja dan sudut dinding yang kokoh.

Setelah gempa reda segera mencari pintu ke luar sesuai jalur evakuasi yang tersedia, dan berkumpul di titik kumpul.

‘’Pelatihan penanganan bencana sejak dini sangat penting. Mengingat bencana datang tidak terduga dan tidak dapat diprediksi. Diharapkan, dengan pengetahuan dasar ini siswa mampu memahami dan menerapkan dalam kejadian nyata jika terjadi bencana gempa bumi,’’ katanya kemarin.

Selain gempa, lanjut Suyono, siswa juga diberi informasi dasar terjadinya kebakaran dalam rumah tangga. Misalnya pengisian daya sambil bermain HP atau penggunaan kabel yang tidak sesuai standar SNI.

Melalui pelatihan ini diharapkan sekolah turut membangun budaya tangguh hadapi bencana, dengan menyiapkan rambu jalur evakuasi dan pelatihan mandiri secara rutin.

Kepala sekolah SMP Negeri 7 Iwuk Juliyani menambahkan, gempa bumi di Cianjur 21 November 2022 pukul 13.21 terjadi saat jam belajar mengajar masih berlangsung, sehingga perlu pelatihan penanganan bencana gempa bumi. Tahun depan akan diadakan pelatihan serupa kepada siswa baru.

Stefanie dan Raditya siswa kelas IX mempraktikkan cara berlindung saat terjadinya gempa. Kedua siswa itu mengungkapkan, pelatihan seperti ini perlu dan dapat dirutinkan, supaya siswa terbiasa dan tidak panik saat terjadinya bencana.

Doddy Ardjono