blank
Bupati Kudus HM Hartopo saat menyapa pasien RSUD dr Loekmono Hadi. foto: Diskominfo

KUDUS (SUARABARU.ID) – RSUD Loekmono Hadi Kudus siap memberikan pelayanan wisata medis (medical tourism) menyusul semakin lengkapnya pelayanan dan alat kesehatan yang didukung sumber daya manusia mumpuni. Penambahan kelengkapan alkes tersebut beberapa diantaranya berkat pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT)

“Hingga kini di RSUD Kudus sudah banyak alat yang mumpuni, sehingga masyarakat tidak perlu berobat ke luar daerah atau luar negeri,” kata Wakil Direktur Keuangan RSUD Loekmono Hadi Kudus Mustiko Wibowo saat menyampaikan sambutan pada forum konsultasi publik pelayanan baru dan unggulan RSUD Loekmono Hadi Kudus di Hotel @Hom, Senin (28/11.

Menurut dia, RSUD Kudus selalu berupaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintah, khususnya dalam bidang kesehatan. Salah satunya, dengan meningkatkan kualitas pelayanan publik, yang diharapkan mampu memberikan implikasi pada peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

Adapun upaya yang sudah dilakukan, yakni peningkatan kualitas SDM hingga menambah fasilitas penunjang kesehatan dengan peralatan-peralatan medis yang canggih. Dengan harapan pelayanan kesehatan kepada masyarakat semakin optimal.

Teknologi penunjang medis terbaru, yakni Catheterization laboratory (Cath Lab), extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) hingga transcortical mangnetic stimulation (TMS).

“Hadirnya TMS sebagai salah satu pelayanan unggulan di RSUD Kudus, semakin memudahkan masyarakat yang mengalami gejala stroke untuk berobat,” ujarnya.

blank
Jajaran pegawai RSUD dr Loekmono Hadi. foto: Ali Bustomi

Ia mengungkapkan TMS dengan tipe robotik yang ada di RSUD juga memiliki fleksibilitas menu yang lebih canggih, yang dapat mendeteksi kelainan neurologis pasien. Selain untuk mendeteksi kelainan syaraf, alat tersebut juga dapat digunakan sebagai terapi.

Dalam mewujudkan komitmen terbaik kepada masyarakat, RSUD juga terus berproses melengkapi layanan poliklinik spesialis dan sub-spesialis. Layanan terbaru yang dibuka, yakni poliklinik spesialis konservasi gigi, sehingga total ada 21 poliklinik spesialis dan satu poliklinik sub-spesialis.

“Layanan poliklinik gigi konservatif ini merupakan satu-satunya layanan yang saat ini ada di Kabupaten Kudus,” ujarnya.

Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan, jika ada fasilitas kesehatan (Faskes) melakukan pengajuan pengadaan alkes, pihaknya siap mengoptimalkan. Baik rumah sakit daerah dan puskesmas yang ada di Kudus.

“Jika memang di faskes membutuhkan pengadaan alkes akan kami optimalkan. Dengan menggunakan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT). Ada sebesar 40 persen alokasi anggaran untuk kesehatan di dalamnya, sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 215 Tahun 2021,” ucapnya.

Meskipun demikian, pihaknya juga menginginkan untuk mampu memberdayakan SDM terlebih dahulu. Hal ini menurutnya harus disiapkan sebelum melakukan pengadaan alkes bagi faskes yang ada.

Ali Bustomi