blank
(dari kanan) Program Associate BLDF Abdurrachman Aldila, Direktur the Climate Reality Project Indonesia Amanda Katili Niode dan Chairman of APIKI Dr Mahawan Karuniasa dalam Talkshow Penanaman Pohon sebagai Tindakan Nyata untuk Pengendalian Perubahan Iklim, yang dipandu oleh Nadia Sukarno di PT Djarum Kudus, Rabu (23/21/2022). Foto : Absa

KUDUS (SUARABARU.ID) Siap Darling (Sadar Lingkungan), merupakan satu program yang dijalankan oleh Bina Lingkungan Djarum Foundation (BLDF), sebagai tindakan yang nyata dalam upaya untuk pengendalian perubahan iklim di Indonesia.

Salah satu upaya Siap Darling yang telah dilakukan BLDF, menurut Vice Presiden Direktur Djarum Foundation FX Supanji adalah, dengan menerapkan Kampus Darling, yaitu sebuah program yang mewajibkan kepada mahasiswa untuk menanam 1 pohon 1 mahasiswa di sebuah universitas.

“Jadi program Kampus Darling ini mewajibkan bagi mahasiswa baru untuk menanam 1 pohon dan dirawat hingga mahasiswa itu lulus kuliah. Program itu awalnya masih dijalankan di Provinsi Jawa Tengah, lalu melebar hingga pulau Jawa, kemudian bisa melebar bisa ke universitas di luar Jawa,” jelasnya dalam pembukaan Talkshow Penanaman Pohon sebagai Tindakan Nyata untuk Pengendalian Perubahan Iklim di gedung pertemuan OASIS PT Djarum Kudus, Rabu (23/11/2022).

Perawatan dilakukan selama kuliah, lanjutnya, sebagai upaya agar pohon yang ditanam itu tetap terawat hingga selama mahasiswa itu kuliah. Sehingga nantinya tidak sia-sia dalam menanam pohon.

“Dengan segala usaha, kami mengajak ke semua masyarakat, mari bersama-sama untuk ikut ambil bagian sadar lingkungan, dengan ikut membantu menanam pohon di daerahnya masing-masing,” ajak Supanji dalam paparannya.

Hal itu ditegaskan pula oleh Program Associate BLDF Abdurrachman Aldila, yang menyampaikan bahwa program Kampus Darling itu memang sudah dijalankan sejak tahun 2018 lalu masih hanya di pulau Jawa dan 2020 sudah meluas ke luar Jawa, dengan target hingga 2030 mendatang bisa mencapai Aceh. Artinya bisa menyeluruh se Indonesia.

“Hingga saat ini, sudah 2 juta lebih pohon-pohon yang sudah kami tanam, berbagai jenis pohon. Dan sejak tahun 2010 lalu mulai kita tanam pohon trembesi,” paparnya.

blank
Vice Presiden Direktur Djarum Foundation FX Supanji menyampaikan paparannya, dalam pembukaan Talkshow Penanaman Pohon sebagai Tindakan Nyata untuk Pengendalian Perubahan Iklim di gedung pertemuan OASIS PT Djarum Kudus, Rabu (23/11/2022).

Dan hingga saat ini, imbuhnya, di Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) BLDF yang didirikan sejak tahun 1979 silam di Kabupaten Kudus, sudah ada 360 jenis bibit tanaman yang telah disemai dan dikembangkan, termasuk juga tanaman langka.

Disampaikan pula oleh Aldi, selain program penanaman pohon, BLDF juga memberikan bantuan ke pemerintah Kabupaten Kudus, untuk mengelola sampah organik yang ada hingga 12 persen, yang nantinya akan ditargetkan dalam pengelolaan sampah organik bisa mencapai 50 persen salah yang timbul bisa dibantu dikelola oleh BLDF.

“Kami BLDF juga memberikan peluang kepada masyarakat untuk ambil bagian, ikut menanam dengan memberikan bibit tanaman kepada masyarakat. Untuk perorangan akan kami berikan 2 bibit tanaman, tapi jika kelompok masyarakat, ormas atau lembaga tertentu bisa dalam jumlah besar bibit tanaman. Bisa diajukan dalam bentuk proposal, bisa diajukan kepada kami (BLDF),” urai Aldi sapaan akrabnya.

Chairman of Ahli Perubahan Iklim & Kehutanan Indonesia (APIKI) Dr Mahawan Karuniasa menyampaikan, bahwa dengan menanam pohon itu adalah salah satu bentuk upaya untuk menyerap dan mengurangi emisi karbon yang dihasilkan oleh industri, sehingga upaya itu sesuai dengan target pemerintah di tahun 2030 mendatang, agar emisi karbon dapat turun bahkan bersih.

“Sumber utama emisi dunia adalah penggunaan bahan bakar, sedang sumber utama penyerapan adalah dari pohon, jadi betapa pentingnya pohon. Bahkan di Indonesia punya target tahun 2030 emisi bersih,” ungkapnya.

“Oleh karena itu, betapa pentingnya menanam pohon, karena di tahun 2030 itu harapannya lebih banyak menanam dari pada menebang. Dan inilah menjadi salah satu dasar untuk menyerap energi dari sektor industri,” imbuhnya.

Direktur the Climate Reality Project Indonesia Amanda Katili Niode menyatakan, bahwa keuntungan pohon jika dikaitkan dengan karbon, dapat menghilangkan atau menyerap karbon dioksida 1 ton karbon. Sedangkan karbon yang dikeluarkan per tahun sebanyak 10 ribu ton karbon.

“Jadi bisa dibayangkan, harus berapa lagi pohon yang harus ditanam. Padahal dari jumlah pohon di bumi 3,4 trilyun, tapi sebanyak 15 milyar pohon yang ditebang per tahun untuk keperluan manusia,” ujarnya.

 

Absa