blank
Salah satu gerakan tarian Seni Badui. Foto: eko

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID) –Selama ini sebagian besar orang mengenal kata Badui adalah masyarakat adat dan sub-etnis dari suku Sunda di wilayah pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Di Desa Kaliurang, Srumbung, Kabupaten Magelang, ternyata ada kelompok kesenian bernama Seni Badui.

Kelompok Seni Badui Desa Kaliurang, Srumbung, Kabupaten Magelang itu dimainkan secara berkelompok, dengan anggota setiap kelompok 16 orang. Berisi tarian dan nyanyian, sebagian lagu religi. Pakaiannya khas, berwarna warni, memakai tutup kepala dan memegang tongkat.

Seni tersebut dipertontonkan pada hari Rabu (16 November 2022) kepada peserta One Day Tour yang diselenggarakan Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga. Peserta One Day Tour berbaur dengan ratusan warga setempat yang antusias menonton seni tersebut.

Menurut ketua kelompok seni tersebut, Adim Khoirul Amin, Seni Badui adalah tarian rakyat yang menggambarkan adegan peperangan. Menurut sejarah, itu dari rombongan prajurit yang sedang melakukan latihan perang. Di Kampung Cepagan, Desa Kaliurang itu, Seni Badui juga sebagai sarana syiar Islam melalui seni.

Seni Badui yang diberi nama Nurul Taqwa itu terdiri empat babak. Yakni babak anak-anak, remaja, dewasa, dan sepuh (tua). Jumlah pemain per babak sebanyak 16 orang.

Seluruh pemain mengenakan penutup kepala. Topinya itu adalah kuluk, sama dengan kuluk pengantin. Setiap pemain juga memegang tongkat kecil bernama gembel. Gerakannya dinamis sambil memegang tongkat kecil.

Dalam tarian seni tersebut juga dibarengi dengan nyanyian. Setidaknya ada 30 lagu yang sebagian syairnya berupa religi. Antara lain berjudul: Kita Kemajuan, Lekas Main, Ya Ummata. Juga ada lagu berjudul Salam Kita,
Wahai Teman, 17 Agustus. Selain itu ada lagu berjudul Tegak dan Tertib, Yalal Wathon, Solawat Laila, dan Ya Kafi.

Adim Khoirul Amin menjelaskan, sebenarnya Seni Badui di Dusun Cepagan itu sudah ada sejak tahun 1980-an. Tetapi sempat vakum sejak tahun 1997. Kemudian dihidupkan lagi sejak 8 Februari 2022.

“Sekarang sudah memiliki sertifikat pengesahan dari Disdikbud Kabupaten Magelang tertanggal 31 Oktober 2022,” katanya.

Eko Priyono