SEMARANG – Rektor Unissula, Prof Dr Gunarto SH MH melepas 607 mahasiswa santri Unissula yang dilaksanakan di masjid kampus (31/10). Mereka adalah Mahasiswa dari prodi Kedokteran Umum (S1), Kebidanan (S1) dan Farmasi (S1). Selain itu juga para mahasiswa dari prodi Kedokteran Gigi. Mereka telah menyelesaikan program pendidikan di pesantren mahasiswa Unissula selama dua bulan.
Prof Gunarto dalam khutbah wada’ pesantren tersebut menyampaikan tiga pilar penting program Pesantren Mahasiswa Unissula. Pertama, adalah penguatan aqidah. “Aqidah menjadi salah satu perhatian program pembelajaran Pesantren Unissula. Karena aqidah (keyakinan) adalah pengetahuan pertama yang wajib dimiliki oleh umat Islam,” ungkapnya.
Ia menukil nasihat Imam Ibnu Ruslan dalam karya monumentalnya, az-Zubad yang menyatakan kewajiban awal bagi manusia adalah makrifatul ilah atau mengenal Tuhan dengan penuh keyakinan. Sedangkan aqidah yang diajarkan di Pesantren Unissula adalah aqidah ahlu sunnah wal jama’ah. Adapun rujukan kitab yang digunakan adalah Turos (kitab kuning) karya Sayid Ahmad Al-Marzuki yang berjudul Aqidatul Awam.
Pilar kedua penguatan keterampilan ibadah. Keterampilan shalat seorang muslim harus diperhatikan. Karena shalat adalah amal ibadah yang pertama kali dihisab di hari qiyamah. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka amal lainnya pun akan ikut baik. Dan jika shalatnya rusak, maka amal lainnya pun akan rusak.” (HR. Tirmidzi).
“Oleh karena itu mahasantri Pesantren Unissula diberi pelajaran tentang pendalaman shalat, mulai dari wudhu, tayamum, mandi besar, dan tata cara shalat supaya shalatnya sah. Dasar-dasar ibadah shalat disesuaikan dengan syariat Islam melalui pandangan madzahibul arba’ah (empat madzhab besar yang dijadikan rujukan para ulama ahlu sunnah wal jama’ah, yakni madzhab Hanafiyah, Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hambaliyah,” ungkapnya.
Pilar ketiga, pembudayaan akhlak. Ahlak adalah puncak dari keilmuwan dan ibadah seseorang. Pesantren Unissula menekankan pada pembelajaran akhlak, terutama tentang birrul walidain. Karena berbakti kepada orang tua menjadi kewajiban anak. Kewajiban ini tidak mengenal ruang dan waktu. Meskipun anak sudah dewasa dan pendidikannya lebih tinggi dari orang tuanya, namun birrul walidain tetap menjadi kewajiban bagi anak. Allah berfirman dalam Quran surat Al Isra ayat 23: yang artinya “Tuhanmu telah memerintahkanmu untuk tidak menyembah selain dia dan berbaktilah kepada kedua orang tua.”
Sementara itu, Ari Purwanto Joko Susilo, salah satu wali santri menyatakan mondok dipesantren Mahasiswa Unissula merupakan pengalaman yang luar biasa bagi para mahasiswa. “Bagi sebagian besar mahasiswa mungkin ini suatu pengalaman yang luar biasa yang baru seru selama mondok di pesantren Unissula. Tentu banyak suka dukanya. Pelajaran hidup yang sangat berharga,” ungkapnya.
Lebih jauh ia mengharapkan “Kami wali santri mengharapkan Pesantren Mahasiswa Unissula menjadi kawah candradimuka bagi mereka para calon calon sarjana dan diploma untuk menjadi pribadi pribadi yang lebih tangguh dan berahlaqul karimah,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Bidang Dakwah Yayasan Badan Wakaf Sultan Agung, Dr Nuridin. Mudhir Pesantren Mahasiswa Dr Sudarto, Ketua Lembaga Kajian dan Pengamalan Nilai Nilai Islam Sukijan Athoillah dan para musrif musrifah pesantren.
Program pesantren mahasiswa Unissula diperuntukkan bagi mahasiswa baru secara bertahap dan berkelanjutan dalam durasi dua bulan secara bergantian.
Tujuan Pembelajaran Pesantren:
Dengan program di atas, mahasantri diharapkan menjadi generasi khaira ummah yang cerdas secara mental dan cerdas secara spiritual. Salah satu indikator cerdas secara spiritual adalah berbirul walidain (suarabaru.id)