TEGAL (SUARABARU.ID) – Komunitas daur ulang sampah yang menamakan ‘Rutela’ (Runtah Tegal Laka Laka) Kota Tegal, Jawa Tengah, menyulap barang bekas menjadi barang berkelas. Komunitas Rutela yang berdiri pada 23 Desember 2018 beranggotakan 14 orang perajin, termuda berusia 30-50 didominasi kaum ibu-ibu warga Kota Tegal.
Ketua Komunitas Rutela Amril Lurman (40) mengatakan, komunitasnya konsen terhadap daur ulang sampah plastik kresek dan kemasan plastik. Harga produk kerajinan dari Rp 5 ribu seperti tempat pensil bungkus kopi dan koran bekas hingga termahal Rp 1,5 juta berupa kerajinan bunga anggrek, bonsai dari lelehan plastik bekas, tas, pernak pernik miniatur rumah adat koran bekas serta kerajinan kawat.
Kiprah dan karya Rutela mendapat respon positif dari Pertamina. Bukan hanya bantuan peralatan penunjang produksi, Rutela juga mendapat bantuan pelatihan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina. “Untuk menunjang promosi Komunitas Rutela juga mendapat pelatihan untuk foto produk dan video konten,” kata Amril Senin (31/10/2022).
Community Development Officer PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Tegal, Arini Budhi Pratiwi menyampaikan, materi pelatihan meliputi pengambilan beberapa foto produk dan juga pembuatan video produk sebagai media marketing.
“Pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas kemampuan seluruh anggota kelompok binaan CSR kami (Pertamina) dalam pembuatan suatu produk dengan tujuan akhir adalah bagaimana setiap anggota mampu untuk mempromosikan hasil karyanya atau produknya baik secara online maupun offline,” kata Arini.
Arini berharap dengan kegiatan tersebut dapat membantu mensejahterakan warga masyarakat sekitar dan juga untuk meningkatkan produk lokal sehingga dapat meningkat taraf perekonomian warga masyarakat Kota Tegal dan Indonesia pada umumnya.
Terpisah salah seorang perajin dari komunitas Rutela, Komalasari (46) warga Jalan Siwalan 1 Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal mengaku terbantu bergabung dengan Komunitas Rutela. “Lumayan, setidaknya dapat uang tambahan dari hasil dari daur ulang sampah,” ucap Komalasari.
Sutrisno