blank
Para wisatawan dapat bermalam di rumah warga Desa Penglipuran, Bangli, Bali. Di destinasi wisata desa tradisional ini, tersedia fasilitas akomodasi guest house dan home stay.(SB/Bambang Pur)
BANGLI (SUARABARU.ID) – Desa tradisional Penglipuran terletak di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Sebagai salah satu destinasi wisata di Pulau Dewata, Penglipuran mempertahankan arsitektur tradisional khas Bali.

Rumah penduduk dibangun berderet rapi, pintu gerbang (Angkul-angkul) masing-masing rumah warga, seragam dengan rancang bangun yang sama. Yakni mempertahankan arsitektur tradisional Bali dan jalannya dibangun dengan tatanan batu yang rapi.

Pembangunan pemukiman di Penglipuran, mengikuti filosofi Tri Hita Karana, sesuai kepercayaan masyarakat Bali tentang ajaran keseimbangan manusia, alam lingkungan dan Tuhan. Pengaturan tata ruang dibagi tiga zona. Yakni zona Utama Mandala (sisi utara sebagai kawasan suci tempat peribadatan), Madya Mandala (sisi tengah) untuk pemukiman rumah banjar warga, Nista Mandala (wilayah pemakaman).

Di pojok kampung berdiri Balai Kul-kul, bangunan monumental menjulang tinggi khas Bali yang lazim dijumpai pula pada sudut kompleks Pura. Yang di bagian atasnya dilengkapi dengan kenthongan (alat komunikasi kuno).

Keberadaannya di wilayah perbukitan, menjadikan hawa udara di Penglipuran segar kaya oksigen (O2). Sederet ciri khas yang dipertahankan di Penglipuran inilah, yang membedakan keberadaannya menjadi spesifik diantara perkampungan Bali tradisional lainnya.

Terbersih di Dunia
 
Keunggulan Penglipuran, adalah menjadi salah satu dari tiga desa terbersih di dunia. Berkat kebersihan dan kerapiannya, desa yang terletak di Bangli ini juga berhasil menyabet beberapa penghargaan.  Beberapa diantaranya Kalpataru dan ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award) pada tahun 2017 lalu. Juga meraih gelar juara lomba destinasi wisata dan masuk dalam kategori Sustainable Destinations Top 100 versi Green Destinations Foundations.
blank
Desa tradisional Penglipuran, Bangli, Bali, masuk dalam 3 desa di dunia peraih gelar desa terbersih.(SB/Bambang Pur)

Desa Penglipuran sendiri terletak di Jalan Penglipuran, Kubu, Kabupaten Bangli. Kalau kamu pernah berkunjung ke daerah Gunung Batur atau Kintamani, lokasi desa ini tidak akan sulit untuk ditemukan. Dari Bandara Ngurah Rai, jarak untuk menuju Desa Penglipuran sekitar 56 kilometer. Dengan jarak tempuh (bila lalu lintas lancar) kurang lebih 1 jam 40 menit. Gunakan mobil pribadi, rental atau taksi, karena belum ada transportasi umum.

Ada 2 jenis akomodasi, yaitu homestay dan guest house yang merupakan rumah warga. Kondisinya sengaja dibangun dengan desain unik yang masih mempertahankan sejarahnya. Sehingga setiap tamu bisa merasakan pengalaman langsung seperti menjadi warga Penglipuran Bali.

Warga masyarakatnya ramah, menawarkan aneka minuman saat ada wisatawan yang datang mengunjungi pemukimannya. Kopi Bali yang terkenal juga dapat disajikan di rumah tradisional warga, yang lay out-nya disatukan dengan kedai penjualan aneka kerajinan tradisional.

Desa Wisata Penglipuran memiliki beberapa kuliner khas, seperti minuman Loloh Cemcem, yakni minuman jamu kesehatan berbahan baku kunyit dan temu lawak, tidak pahit tapi berkhasiat untuk stamina. Selain itu, ada juga jajanan khas seperti kue donat ungu dari ketela, tipat cantok yang mirip pecel dengan bumbu kacang.

Bambang Pur