blank
Dialog interaktif "Tamansari Menyapa" di Radio Kartini Jepara.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Dialog interaktif “Tamansari Menyapa” yang rutin diselenggarakan oleh Radio Kartini FM Jepara dengan para Anggota DPRD di Jepara, kali ini membahas tentang pariwisata sebagai sektor andalan masa depan di Kabupaten Jepara.

Ngobrol bersama Ketua Komisi A DPRD Jepara Agus Sutisna pada Sabtu (22/10/2022), dihadiri juga Kepala Diskominfo Jepara Arif Darmawan, dan Kabid Komunikasi Diskominfo Muslichan.

Dikatakan Agus Sutisna, pariwisata harus diandalkan menjadi potensi secara inklusif dan mempunyai multiplier effect yang tidak dapat dinikmati secara langsung.

“Akan tetapi sektor ini bisa mengangkat atau mendongkrak bidang pendapatan daerah, retribusi, dan pajak yang berasal dari sektor pariwisata”, ungkapnya.

“Seperti halnya di Bali, semua bersumber dari sektor pariwisata. Semua terdongkrak, seperti UMKM, rumah makan, homestay, hotel, transportasi dan lainnya”, lanjut Agus Sutisna.

Agus Sutisna sepakat rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) 2022 – 2024 menempatkan pariwisata sebagai basis penataan ruang dan wilayah di Kabupaten Jepara. Tujuan dari RTRW tersebut adalah mewujudkan kota pariwisata dan industri yang inklusif dan dukung potensi lokal, perikanan, pertanian yang berkelanjutan.

“Kebetulan saya ketua pansus yang membahas mengenai RTRW untuk Jepara 20 tahun ke depan. Eksekutif menempatkan pariwisata sebagai basis penataan ruang wilayah di Kabupaten Jepara mendatang,” ungkap Agus.

Menurut Agus, sudah tepat jika 20 tahun ke depan menciptakan kota wisata yang menjadi andalan ekonomi Pemkab Jepara. Namun, perlu dipersiapkan  dan dioptimalkan saat ini, adalah kesiapan dari hulu dan hilir.

Pemkab bertugas mambangun infrastruktur menuju akses, penatan destinasi, kemudahan ijin wisata, bagian mempromosikan pariwisata, serta mengoptimalkan produk unggulan daerah yang menjadi daya tarik wisatawan. Ini menjadi komprehensif tangung jawab pemerintah daerah.

Dengan potensi yang dimiliki, perlu adanya kolaborasi antara Pemkab, masyarakat, desa dan investor yang bergerak di bidang pariwisata. Pemerintah bekerja pada kebijakan.

Misal Kebijakan dalam hal anggaran, akses wisata harus diotimalkan, kebijakan untuk mendongkrak wisata desa yang dituangkan dalam bantuan khusus desa. Serta memberi edukasi kepada masyarakat untuk ciptakan produk ungulan.

Selain itu juga harus ada kepercayaan masyarakat, bahwa pariwista ini adalah sektor yang bisa menghidupi kegiatan wisata, beserta kelengkapannya lainnya seperti hotel, restoran, itu bisa menjadi andalan.

Jika ada kepercayan pariwisata adalah pilihan yang tepat untuk menopang kehidupan masyarakat. Maka pariwisata akan menjadi kesepakatan bersama. Bahwa dari pariwisata kita bisa hidup bersama- sama. Pemerintah daerah, masyarakat akan mendapat manfaat.

Kepala Diskominfo Arif Darmawan mengatakan, pariwisata di tengah krisis energi tetap memberi kontribusi nyata bagi kemajuan daerah. Jika sumber daya alam (SDA) seperti tambang, ada batasnya untuk mendukung PAD. Pariwisata seperti emas biru yang menjadi ever lasting atau abadi untuk mendukung kemajuan daerah.

ua/kominfo