blank
Kapolres Demak, AKBP Budi Adhy Buono menghadiri peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2022 di Alun-alun Simpang Enam Demak. Foto: Dok/Polres Demak

DEMAK (SUARABARU.ID) – Kapolres Demak, AKBP Budi Adhy Buono menghadiri peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2022 di Alun-alun Simpang Enam Demak, Sabtu (22/10/2022).

Budi mengatakan, peringatan HSN merupakan refleksi terhadap jasa perjuangan para santri, dan itu harus ditransformasikan untuk integrasi kebangsaan, cinta tanah air, atau mempererat tali persaudaraan dalam keberagaman.

Ia mengungkapkan sejarah Hari Santri berawal dari fatwa ‘Resolusi Jihad’ yang disampaikan oleh KH. Hasyim Asy’ari. “Pada 22 Oktober 1945, beliau memimpin perumusan fatwa ‘Resolusi Jihad’ di kalangan kiai pesantren, yang isinya mewajibkan jihad untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia melawan pasukan penjajah yang masih ada di tanah air,” terangnya.

Menurut Budi, HSN yang mengusung tema “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan” ini merupakan refleksi perjuangan para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Dalam momentum ini, Budi mengajak santri bersinergi dengan semua elemen masyarakat untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh.

Ia menuturkan, berdasarkan data pesantren yang terdapat di situs resmi Kementerian Agama, di Kabupaten Demak terdapat 107 pondok pesantren. Adapun total santrinya berjumlah kurang lebih 14.697.

“Kabupaten Demak merupakan salah satu basis Pondok Pesantren di Jawa Tengah dengan santri yang besar jumlahnya. Untuk itu, kita harus jalin kerja sama dan bersinergi dengan setiap elemen masyarakat dalam menjaga NKRI,” tuturnya.

Dia mengatakan, Hari Santri Nasional ini harus dimaknai. Tantangan zaman ini harus dijawab dengan mempertahankan khazanah pesantren, revitalisasi spirit resolusi jihad, sekaligus melakukan transformasi teknologi.

“Tanpa transformasi teknologi dan tanpa upaya memetik hikmah atas peristiwa yang ada, kita akan kehilangan momentum sejarah, serta melemparkan jauh ke belakang peradaban,” pungkasnya.

Ning Suparningsih