WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) di Kabupaten Wonogiri, dinilai dapat dijadikan model percontohan bagi desa-desa di seluruh Provinsi Jateng. Pendapat ini disampaikan Komisi E DPRD Jateng, saat melakukan kunjungan ke BPBD Kabupaten Wonogiri.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, semalam, menyebutkan, rombongan Komisi E DPRD Jateng pimpinan Sumarsono, Selasa (18/10), berkunjung ke Wonogiri. Rombongan berjumlah 43 personel, dengan menyertakan tenaga ahli dan staf DPRD Jateng serta dari BPBD Provinsi Jateng.
Kepada rombongan Komisi E DPRD Jateng tersebut, dipaparkan tentang identifikasi daerah rawan bencana dan kesiapan antisipasinya di musim hujan 2022-2023. Termasuk penyampaian capaian pembentukan Destana, yang saat ini sudah mencapai 186 dari jumlah keseluruhan 294 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Wonogiri.
Kata Bambang Haryanto, pembentukan sebanyak 186 Desatana di Kabupaten Wonogiri, itu mendapat dukungan sumber dana dari APBN sebanyak 5 desa, APBD Provinsi Jateng (3 desa), APBD Kabupaten Wonogiri (4 desa dan 12 kelurahan) serta APBDes sebanyak 162 desa.
Dapat Jempol
Pimpinan rombongan Komisi E DPRD Jateng, Sumarsono, menyatakan, keberadaan Destana di Wonogiri patut mendapatkan jempol. Pembentukan organisasi Desatana, menjadikan desa-desa mampu secara swadaya menekan angka kerugian saat terjadi bencana alam. Bahkan bisa secara dini turut mengedukasi penanggulangan bencana.
”Ini patut mendapatkan apresiasi tinggi,” tandas Sumarsono. Kebencanaan, tambahnya, menjadi tanggung jawab bersama kabupaten/kota dan provinsi, mulai dari penanganan awal hingga pasca bencana perlu kesigapan sukarelawan dan instansi terkait.
Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri, Bambang Harianto, menjelaskan, program Destana mengandalkan sistem jejaring komunitas, pelibatan pentahelix (berbagai unsur masyarakat maupun lembaga), peningkatan kapasitas, penggunaan sistem early warning system (EWS) hingga mengedepankan kearifan lokal. Para sukarelawan tanggap bencana, juga melakukan penanaman rumput vetiver (akar wangi) di lokasi rawan longsor.
Anggota Komisi E DPRD Jateng, Sidi, menyatakan, penerapan sistematis sukarelawan Destana dapat didukung dengan pelatihan kebencanaan berstandar nasional. ”Destana Kabupaten Wonogiri dapat diterapkan di seluruh kabupaten/kota di Jateng, termasuk keterlibatan BPBD Provinsi Jateng,” tandas Anggota Komisi E DPRD Jateng, Mustolih.
Bambang Pur