KENDAL – Program Sarjana dan Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kedokteran Unissula mengadakan pengabdian masyarakat di Desa Gondang, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal.
Ketua tim pengabdian Emi Sutrisminah SSIT MKeb menjelaskan tujuan pengabdian yang telah dilakukan pada Rabu (12/10/2022) tersebut untuk ikut serta menurunkan angka stunting.
Menurutnya kasus stunting di Kabupaten Kendal pada tahun 2022 mengalami kenaikan sebesar 4,7% dibandingkan tahun 2021 yaitu 13,3% dari tahun 2021 yaitu 8,6%.
Khusus di Kecamatan Limbangan per Agustus 2022 angka stunting sebesar 194 anak dari total jumlah balita 2633 yang tersebar di 16 desa (sumber laporan gizi Puskesmas Limbangan), sementara untuk jumlah kasus stunting di desa Gondang sendiri terdapat sebanyak 15 anak stunting dari sejumlah 139 balita ( 10,79%).
‘’Pengabdian bertemakan pencegahan dan pengentasan stunting menurunkan dua departemen, yaitu departemen asuhan kehamilan serta departemen asuhan kebidanan komunitas,’’ jelasnya, Rabu (19/10/2022).
Acara dihadiri Camat, Kepala Desa, dan Ketua tim penggerak PKK Desa Gondang, para kader kesehatan, ibu/bapak balita, dan balita stunting di Desa Gondang. Camat Limbangan Alfebian Yulando ST MA dalam sambutannya mengatakan guna menurunkan angka stunting di Kecamatan Limbangan dibutuhkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
“Dibutuhkan sinergi dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk kerjasama dengan perguruan tinggi. Masyarakat akademisi dalam hal ini dosen dan mahasiswa diharapkan mampu mentransferkan ilmunya kepada masyarakat,” ujarnya.
Pengabdian ini dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kader kesehatan dan kelompok ibu/bapak balita.
Kegiatan pada kelompok kader kesehatan dilaksanakan oleh tim departemen asuhan kehamilan dan asuhan kebidanan komunitas. Materi pertama disampaikan oleh Yuli Astuti SST MKeb berupa refreshing cara pengukuran tinggi badan dan berat badan yang tepat, serta pengisian kartu menuju sehat balita.
Menurut Yuli materi ini diberikan sebagai upaya peningkatan kemampuan kader dalam mendeteksi dini kejadian stunting sehingga dapat dilakukan penanganan dini dalam pencegahan stunting. Materi kedua disampaikan oleh oleh Muliatul Jannah SST MBiomed dengan materi pendampingan dalam rangka peran nasif (persiapan pemberian ASI ekslusif) dan teknik menyusui sebagai upaya penurunan stunting untuk mewujudkan kehamilan yang sehat.
Pemateri lainnya Arum Meiranny SSiT MKeb memberian pelatihan demonstrasi pembuatan suton aren. Menurut Arum, pencegahan stunting dimulai sejak prakonsepsi, selama masa kehamilan sampai dengan dua tahun pertama kehidupan anak (1000 HPK) sebagai golden period masa pertumbuhan anak.
“Salah satu upaya pencegahan stunting yang diajarkan kepada kader adalah pelatihan pembuatan suton aren. Suton aren ini merupakan hasil penelitian yang telah diujikan di laboratorium kesehatan pangan dengan hasil bahwa suton aren ini mengandung zat besi dan vitamin C, yang mana keduanya sangat dibutuhkan selama kehamilan,” ujarnya.
Suton yang berbahan dasar biji nangka dan gula aren ini dapat difungsikan untuk meningkatkan kadar haemoglobin ibu hamil, sehingga ibu hamil dapat terhindar dari anemia dan kondisi janin dalam kandungan terjaga kesehatannya.
Sementara itu, di kelompok ibu balita kegiatan dipandu lansung oleh Emi Sutrisminah yang membahas skrining dan pemeriksaan kesehatan terhadap 15 anak yang dikategorikan stunting. Selanjutnya ibu dan bapak balita diberikan pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan anak dengan stunting oleh Endang Surani SSiT MKes. Menurut Endang Surani pencegahan dan penanggulangan stunting diantaranya mempersiapkan pernikahan yang baik, pendidikan gizi formal dan non formal dan suplementasi ibu hamil dan menyusui.
Keempat, pola asuh yang baik. Pola asuh yang baik antara lain dengan pemberian mikronutrien/gizi untuk balita, mendorong aktivitas anak di luar ruangan, memastikan anak tidur yang cukup, dan menjaga kebersihan diri. Kelima, pengobatan infeksi/penyakit. Keenam, melakukan pemeriksaan ke posyandu. Ketujuh, penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
Hadir pula dr Heny Yuniarti MKM SpGK yang memberikan konsultasi gizi sekaligus bimbingan tentang pengaturan menu dan pengolahan makanan sehat bagi balita dengan stunting.(suarabaru.id)
Rangkaian acara diakhiri dengan pemberian makanan tambahan pemulihan bagi balita stunting yang akan berlanjut sampai tiga bulan ke depan sebagai upaya perbaikan gizi. Kegiatan pengabdian juga akan dilanjutkan dengan monitoring dan evaluasi selama enam bulan. Tujuannya mengevaluasi keberhasilan program dan penyusunan rencana tindak lanjut program.