WONOSOBO(SUARABARU.ID)- Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Wonosobo Burhanudin melaporkan hasil survei yang dilaksanakan pihaknya tahun 2021 lalu, 40 persen sumber informasi wisata yang diperoleh wisatawan berasal dari media sosial (medsos).
“Melihat realitas tersebut, siapa yang mampu memanfaatkan medsos sebagai media promosi wisata, maka akan mampu menarik jumlah wisatawan lebih banyak hadir ke tempat wisata yang berada di daerah pegunungan tersebut,” katanya.
Burhanudin mengatakan hal tersebut saat membuka acara “Pelatihan Pemasaran dan Penjualan bagi Pengelola Desa Wisata dan Pelaku Ekonomi Kreatif melalui Digital Marketing” di Hotel Surya Asia. Pelatihan diikuti 80 peserta pengelola desa wisata dan pelaku ekonomi kreatif di Wonosobo.
Baca Juga: Menegangkan, Saat Damkar Wonogiri Menolong Pekerja yang Jari Tangannya Kejepit Mesin Giling
Pihaknya menambahkan bahwa implikasi dari peningkatan kunjungan wisatawan jelas akan menaikkan belanja wisatawan di Wonosobo. Maka perlu tagar (kata kunci) yang konsisten dan massif sehingga akan trending di semua mesin pencarian digital.
“Dengan tagar wisata Wonosobo, maka siapapun yang mencari tempat wisata di Wonosobo akan langsung menuju ke informasi tentang obyek wisata di daerah ini. Karena itu, pengelola wisata harus mampu mengisi konten kreatif di medsos tentang tempat wisata yang ada”, ungkapnya.
Adapun materi yang diberikan adalah pemasaran digital untuk Branding desa wisata beserta pemanfaatan media sosial seperti facebook, instagram, tiktok dan youtube oleh narasumber dari Markplus Institute yakni Alya Mirza dan Satya Bilal.
Baca Juga: Wabup Wonosobo, M Albar : Tiga Sektor Utama Angkat Ekonomi Petani
Minim SDM
Sementara itu, Kabid Pemasaran Pariwisata Disparbud Fatonah W Ismangil menambahkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pengelola desa wisata dan pelaku ekonomi kreatif yang mendukung pemasaran wisata di Wonosobo masih sangat minim dan masih perlu ditingkatkan.
“Diharapankan melalui peningkatan kapasitas SDM pengelola desa wisata dan pelaku ekonomi kreatif terkait digital marketing dan digital branding, mampu menjawab tuntutan di era digital seperti sekarang ini,” tegasnya.
Melalui digital marketing, kata Fatonah, pasti akan lebih menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara berkunjung dan berlama-lama di Wonosobo. Mereka tentu akan membelanjakan uangnya lebih banyak lagi. Layanan informasi juga akan lebih cepat, tepat, menarik dan memuaskan wisatawan.
Baca Juga: Pelatihan GTA Dorong Indeks SPBE Wonosobo Naik
“Konsep dasar pemasaran mungkin sudah banyak dikuasai para pelaku wisata, pengelola desa wisata dan pelaku ekonomi kreatif. Namun sejauh ini mereka belum banyak memanfaatkan teknologi informasi, medsos dan berjejaring dengan berbagai platform media online,” tutur dia.
Karena itu, lanjutnya, pemasaran desa wisata Wonosobo juga belum menyentuh banyak segmen dan produk ekonomi kreatif. Seperti kuliner, souvenir, oleh-oleh khas dan fashion. Seni pertunjukan juga masih banyak yang belum dikenal wisatawan.
“Dengan pelatihan ini, para pengelola desa wisata khususnya akan semakin sadar teknologi digital dan giat melakukan promosi dan penjualan jasa layanan serta produk wisata dengan lebih terpola, terintegrasi, menarik dan berdaya saing,” tandasnya.
Muharno Zarka