blank
Makam Auliya Daeng Krapyak Jepara ( Foto: Gunboy)

JEPARA (SUARABARU.ID) Bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila, pengurus Makam Auliya Daeng mengadakan serangkaian kegiatan peringatan Haul Auliya Daeng Krapyak Jepara, yang puncaknya malam ini dengan menggelar pengajian akbar oleh KH Masduki Ridwan dari Sowan Kidul Jepara.

Makam Auliya Daeng merupakan salah satu makam yang menjadi tujuan Ziarah Bupati Jepara dan jajarannya pada saat Hari Jadi Jepara. Karena itu untuk menyambut haul kali ini, para pengurus  makam sangat serius mempersiapkannya. Hal ini dimulai sejak beberapa bulan lalu dengan dibangunnya luwur makam.

blank
Peringatan haul Auliya Daeng Krapyak tahun 2022 ( Foto: Gunboy)

Serangkaian acara dipersiapkan mulai dari Pembacaan Rotib Haddad dan Kubro (Kamis, 29/9), Pembacaan Albarjaji dengan terbang telon (3 terbang) (Jumat, 30/9), Ziarah yang dipimpin oleh Juru Kunci Makam Abdul Qodir Alfarisi bersama Perangkat Desa Krapyak, Ketua NU Ranting Krapyak, Para Santri Pondok Pesantren di Desa Krapyak.

Juga Siswa Siswi MI Masholikul Huda, MTS Syalafiah Al Ikhlas, TPQ Zaadus Syibyan yang bergantian datang ke makam Auliya Daeng Krapyak Jepara. Tidak ketinggalan juga Romo Kyai Aly Maskur (Tahunan) bersama santri berkenan Khataman Al Quran dalam rangka Haul Auliya Daeng tersebut

blank
Salah satu kegiatan haul Auliya Daeng Kryapyak (Foto: Gunboy)

Menurut informasi  yang tertulis di papan silsilah makam, nama asli Mbah Daeng adalah Muhammad bin Syaikh bin Abdurrahman, dari keturunan Alawiyyin marga “Bin Yahya”. Mbah Daeng adalah pasukan dari Kerajaan Demak yang gugur bersama puluhan pasukan lainnya saat Pangeran Sabrang Lor (Raja Demak II) melakukan misi penyerangan Portugis ke Malaka.

Lebih 40  pasukan Mbah Daeng yang gugur saat kapal tengah berlayar ke Malaka itu pun ikut dimakamkan di kompleks pemakaman Mbah Daeng. Mereka ini disebut-sebut sebagai keturunan Rasulullah Saw. dari marga Bin Yahya dan Basyaiban yang sangat berani, tegas dan siap tempur. Konon, yang paling tegas adalah Mbah Tolhah.

Habib Luthfi menyatakan, selain Cirebon dan Semarang, gudang keluarga dzurriyah Basyaiban dan Bin Yahya adalah Jepara dan  dimakamkan  di kompleks Daeng tersebut. Karena itulah, wajar bila makam-makam tua di sana berukuran panjang. Terdapat lebih dari satu waliyullah. Pemerintah Desa Krapyak menyebutnya sebagai kompleks Auliya’ Daeng (kompleks makam para wali di Daeng).

Hadepe – Gubboy