blank
Tim MGMP Jepara bersama Narasumber BBPMP Jateng (Foto: DYS )

Oleh : Dwi Yunita Sari, S.Pd

Tim  dari Kabupaten Jepara sejumlah lima orang mengikuti acara penutupan kegiatan Workshop Pemanfaatan TIK untuk Pelatihan Kurikulum Merdeka secara Mandiri Melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM) bagi Komunitas Belajar.

Kelimanya merupakan perwakilan dari beberapa komunitas Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang dikirim oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jepara yang terdiri atas Dwi Yunita Sari, S.Pd  dari SMP Negeri 3 Kedung (MGMP IPA), Mukharom, S.Pd  dari SMP Negeri 2 Kedung (MGMP Bahasa Indonesia), Yeni Tristiana, S.Pd dari SMP Negeri 1 Bangsri (MGMP Bahasa Inggris), Ahmad Muadzim, S.Ag, M.Pd.I dari SMP Negeri 2 Donorojo (Pendidikan Agama Islam) dan Eni Yuliyanti, S.Pd, M.Pd dari SMP Negeri 2 Nalumsari (MGMP Matematika).

blank
Upik Setyawan,S.Si, M.Pd pengawas SMP Disdipora Kab.Jepara selaku Narasumber BBPMP Jateng (Foto: DYS)

Selain itu,  turut hadir  Upik Setyawan, S.Si, M.Pd  pengawas SMP Disdikpora Kabupaten Jepara sebagai salah satu narasumber BBPMP Jawa Tengah dalam workshop kali ini yang turut melengkapi kontingen  dari Jepara.

Sebagaimana diketahui bahwa Kemdikbudristek telah menginstruksikan  seluruh pendidik se-Indonesia untuk melakukan kegiatan pelatihan mandiri di PMM sebagai bekal dalam menghadapi Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM). Pemerintah melalui Disdikpora di setiap daerah  terus mengawasi, menekankan serta melaporkan kemajuan secara berkala terkait penyelesaian seluruh topik dalam pelatihan mandiri di PMM serta pemanfaatan segala vitur untuk belajar dan berbagi karya bagi pendidik.

blank
Salah satu hasil karya video pembelajaran oleh Tim MGMP Jepara sebagai salah satu materi dalam workshop (Foto:DYS)

Untuk  mendampingi para pendidik dalam menyukseskan misi pemanfaatan PMM,  maka Disdikpora Kabupaten Jepara mengirimkan tim ini untuk mengikuti kegiatan workrshop yang dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 13 – 15 September 2022 yang  bertempat di Balai Besar Penjamin Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Tengah. Workshop yang bertujuan untuk melatih para guru terkait teknik dan langkah praktis melaksanakan Pelatihan Mandiri Kurikulum Merdeka melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM) ini diikuti  oleh perwakilan guru dari 35 kabupaten/kota se- Jawa Tengah.

Dalam workshop tersebut, para peserta dibekali ilmu tentang bagaimana menyelesaikan setiap topik pelatihan mulai dari mempelajari materi hingga membuat dan melakukan aksi nyata. BBPMP melalui semua narasurmbernya menekankan pentingnya nilai-nilai integritas dan kejujuran bagi semua pendidik dalam menyelesaikan setiap topik yang ada.

“ Saat ini cukup banyak pendidik yang hanya berfokus menghijaukan setiap Topik di PMM tanpa terlebih dahulu mempelajari modul dengan pemahaman yang baik. Bahkan kami menemukan cara yang tidak bertanggungjawab dalam penyelesaiannya. Kami tahu, tujuannya adalah agar status pelatihan mandiri mereka di PMM bisa segera tercentang hijau, sebagai tanda bahwa para pendidik ini sudah menyelesaikan target. Namun, mereka lupa bahwa esensi  Pelatihan Mandiri di PMM ini bukan hanya sekedar selesai tapi mampu memahami dan menerapkan.” ujar Dr. Tartib Supriyadi, M.Pd selaku Koordinator Jabatan Fungsional Tertentu BBPMP Jawa Tengah saat acara penutupan workshop.

Selanjutnya seluruh tim peserta sepakat bahwa adalah tugas bagi semua untuk mengembalikan para rekan-rekan pendidik di daerahnya agar kembali ke” jalan yang lurus” terkait penyelesaian kegiatan Pelatihan Mandiri di PMM. Itu juga yang menjadi salah satu penekanan dalam pelaksanaan workshop ini.

blank
Pelatihan Pembuatan Aksi Nyata untuk PMM dari Tim MGMP Kab.Jepara ( Foto: DYS)

Selain dibekali dengan ilmu mengenai apa dan bagaimana cara menyelesaikan pelatihan mandiri dalam PMM, semua peserta juga dibekali dengan ilmu mengenai bagaimana memanfaatkan PMM sebagai ajang berkarya dan berbagi oleh sesama pendidik. Disini para peserta juga dilatih dalam memanfaatkan perangkat teknologi untuk membuat dan berbagai karya mulai dari bahan ajar, perangkat ajar, hingga video pembelajaran yang selanjutnya diunggah serta dibagikan ke PMM agar dapat dimanfaatkan atau menjadi inspirasi bagi para pendidik lain se-Indonesia.

BBPMP Jateng sengaja fokus memberikan materi pelatihan yang sesuai dengan  kebutuhan  pendidik saat ini. Harapannya, semua  peserta workshop harus mampu mendiseminasikan ilmu yang diperoleh  untuk membantu Disdikpora masing-masing dalam menyebarkan pemahaman dan secara langsung dapat membantu para pendidik di daerah asalnya terkait bagaimana teknis penyelesaian Pelatihan Mandiri serta pemanfaatan PMM melalui cara-cara yang baik.

Untuk itu tim BBPMP  Jateng berharap agar guru-guru yang dihadirkan dalam workshop ini dapat dilibatkan dalam program  Disdikpora di daerahnya masing-masing sehingga menjadi ujung tombak dalam menyukseskan tuntutan pemerintah terkait pemanfaatan PMM. BBPMP Jateng menilai cara ini akan lebih efektif karena para peserta workshop adalah pelaku utama dalam pemanfaatan PMM, mereka yang terbilat langsung dalam pelatihan, mereka yang langsung memiliki pengalaman dalam membuat aksi nyata maupun karya, ditambah lagi melalui workshop ini mereka sudah dibekali dengan kemampuan teknis dan non teknisnya.

Sekali lagi,  fokus point workshop ini adalah menekankan bahwa PMM  merupakan sebuah upaya pemerintah untuk mendampingi para pendidik  dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka agar bisa sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.

Pelatihan mandiri yang ada di dalam PMM diharapkan mampu mengubah paradigma pendidikan para pendidik dari konsep lama ke konsep baru yang sudah di susun sedemikian rupa agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik masa kini dan mendatang. Jadi, ketika para pendidik tidak mau dan mampu memahami konsep yang ada di PMM dengan baik maka bisa saja terjadi malpraktek dalam proses pendidikan.

Membaca dan memahami materi dengan baik, menyimak  dan mencerna video pembelajaran dengan bijak, menuliskan refleksi diri serta mengerjakan semua tes yang ada di Pelatihan Mandiri dengan jujur adalah bentuk ikhtiar bagi pendidik untuk menjadi pendidik yang bertanggung jawab atas profesi yang pilihanya. Bukankah para pendidik adalah salah satu benteng terakhir bagi pembentukan integritas dan kejujuran manusia masa depan? Lantas, apa yang akan terjadi jika benteng terakhir itu tidak mampu ditegakkan?.

Penulis adaah anggota Tim Perwakilan Komunitas Belajar Kabupaten Jepara