blank
Kapolda Jateng memberikan keterangan pers, hari ini. Foto: eko

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID) –Kelompok dua puluh atau G20 adalah kelompok yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan satu organisasi antarpemerintahan dan supranasional yaitu Uni Eropa. Pertemuan G20 sedang berlangsung di Borobudur, Kabupaten Magelang.

Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi ketika ditemui hari ini, Senin (12 September 2022) mengatakan, untuk pengamanan acara itu melibatkan 1.700 personel gabungan, yang terdiri TNI, Polri dan instansi terkait. Pengamanan digelar sejak kedatangan tamu negara melalui DIY. Dalam hal ini dilakukan pengawalan sampai ke wilayah Magelang.

Pengawalan dilakukan melalui beberapa zona. Zona penginapan, kegiatan, dan rapat-rapat. Di setiap zona dibagi ring 1, 2, 3. Ring 1 di dalam kegiatan, kemudian ring 2 dan tiga di luar kegiatan. “Ini untuk memberikan jaminan keamanan Polda Jateng terhadap delegasi,” jelasnya.

Pengamanan itu dilakukan sejak Minggu 11 September sampai tanggal 14 September. Saat tamu meninggalkan Jateng juga dilakukan pengamanan.

Terkait hal itu sudah dibuat SOP pengamanan. Baik pengawalan masing-masing delegasi maupun pengamanan di lokasi. Misalnya di hotel-hotel yang digunakan untuk menginap delegasi sudah ada poskonya. Bahkan ada posko gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, dan instansi terkait seperti PLN, dan petugas rumah sakit. Adapun yang berkunjung ke acara G20 itu setingkat menteri, dirjen, dan pejabat terkait.

Sementara itu untuk menyuguh tamu negara, pagi ini (Senin 12 September) dilakukan kirab budaya dari 20 desa se-Kecamatan Borobudur. Setiap desa menyajikan grup seni tradisional dan dilengkapi dengan ogoh-ogoh berbentuk hewan seperti yang ada di relief Candi Borobudur.

Misalnya saja Desa Kembanglimus menyajikan ogoh-ogoh gajah berukuran seperti bentuk aslinya. Ayam jago disajikan Desa Tuksongo, lalu Desa Bumiharjo kerbau. Selain itu Desa Sambeng mengusung burung Garuda. Ada pula yang rombongannya membawa bentuk buaya, macan, juga
bebek.

blank
Ogoh-ogoh gajah disuguhkan Desa Kembanglimus, Borobudur, dalam kirab budaya, hari ini. Foto: eko

“Setiap desa mendapat bantuan uang Rp 75 juta dari panitia untuk biaya kirab budaya ini,” tutur salah satu peserta kirab.

Memberi Dorongan

Sekda Kabupaten Magelang, Adi Waryanto, mengatakan, Pemkab Magelang akan terus mendorong kegiatan apa pun termasuk kirab budaya sebagai upaya untuk menumbuhkan kreatifitas dan inovasi masyarakat di Kawasan Borobudur. “Tentu untuk menumbuhkan nilai kebudayaan kreativitas dan inovasi masyarakat ini kita akan berkolaborasi dengan semua unsur dan komponen  masyarakat, BUMD, BUMN dan swasta,” katanya.

Dia mengapresiasi setinggi-tingginya atas antusiasme masyarakat 20 desa yang ada di Borobudur serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya Direktorat Jenderal Kebudayaan, yang ikut mendorong masyarakat di Kabupaten Magelang untuk menunjukan inovasinya di dalam mengembangkan budaya yang dimiliki melalui kegiatan kirab budaya itu.

“Setidak-tidaknya kegiatan kirab budaya ini juga akan menumbuhkan perekonomian masyarakat dan mengundang wisatawan untuk semakin mencintai Borobudur,” imbuhnya.

Kirab budaya itu diselenggarakan Kementerian Kebudayaan RI yang melibatkan sekitar dua ribu warga perwakilan dari 20 desa di Kecamatan Borobudur. Menurut Adi, masyarakat di Borobudur sudah biasa melaksanakan event-event kebudayaan di setiap bulan tertentu, apalagi didorong dengan adanya kegiatan G20 itu. Maka akan semakin menggeliatkan kreatifitas dan gagasan.

“Harapannya ke depan kegiatan seperti ini terus berjalan dan berkesinambungan. Apa pun akan kita lakukan sebagai kesungguhan terhadap wisatawan mancanegara maupun domestik,” ujarnya.

Kegiatan kirab budaya itu juga dihadiri Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Restu Gunawan, Direktur Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Samsul Hadi, dan Kepala Balai Konservasi Borobudur, Wiwit Kasiyati.

Eko Priyono