festival Lima Gunung XXI
Para remaja penari Soreng dari Sanggar Sekar Kemanggi saat menari pada ajang Pra Festival Lima Gunung XXI di Studio Mendut, Jumat ( 9/9/2022) . foto: W. Cahyono

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Puncak acara Festival Lima Gunung (FLG) XXI akan dilaksanakan di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang , 30 September hingga 2 Oktober mendatang.

“Bagi Dusun Mantran Wetan, merupakan keempat kalinya sebagai tuan rumah Festival Lima Gunung. Sebelumnya, Dusun Mantran Wetan telah menjadi tuan rumah pada tahun 2009 pada FLG VIII, FLG XII 2013. Kemudian, FLG XIX pada tahun 2000 lalu dan tahun ini FLG XXI,” kata Koordinator FLG, Endah Pertiwi kepada wartawan, Jumat (9/9/2022) sore.

Endah mengatakan,  pada Festival Lima Gunung XXI tahun ini pihaknya telah menerima sebanyak 49 grup kesenian yang akan mengisi puncak festival tahunan para seniman dari lima gunung, yakni yakni Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing dan Menoreh tersebut.

blank
Presiden Lima Gunung, Sutanto Mendut didampingi Sitras Anjilin, Pimpinan Padepokan Seni Tjipta Budaya, Dusun Tutup Ngisor, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang dan Ismanto, seniman dari Lereng Merapi saat memberikan keterangan kepada wartawan, Jumat ( 9/9/2022) sore. Foto: W. Cahyono

Menurutnya, selain 49 grup kesenian yang telah mendaftarkan diri ke panitia, sebanyak 15 grup kesenian lainnya masuk dalam daftar tunggu.

Ia menambahkan, pihaknya juga telah memastikan dua seniman dari manca negarean juga akan berpartisipasi pada acara tersebut. Yakni, dari Jepang dan Kanada.

“Dua seniman asal dari Jepang dan Kanada, telah memastikan untuk tampil pada puncak FLG XXI di lereng Gunung Andong,” imbuhnya.

Endah  menegaskan,  pada ajang festival tersebut pihaknya masih konsisten yakni, tidak menerima sponsor dari mana pun dan dalam bentuk apapun. Sesuai dengan ikrar pada seniman Lima Gunung  yakni ‘’Sumpah Tanah 2009’’ lalu.

Bagi pengisi acara yang mau datang ke FLG tersebut, pihaknya mempesilakan mencari sponsor sendiri  untuk mencukupi kebutuhan transportasi dari masing-masing daerah asalnya.

“ Panitia hanya akan menyiapkan tempat transit atau untuk bermalam, dengan  konsumsi seadanya,” imbuhnya

Ia menambahkan, seluruh  pembiayaan kegiatan Festival Lima Gunung pada tahun ini ditanggung oleh masyarakat Dusun Mantran Wetan.

Sementara itu, dari pihak tuan rumah juga telah menyiapkan sebanyak 15 rumah milik penduduk setempat untuk dijadikan sebagai tempat transit dan lima rumah untuk menginap para pengisi acara.

“”Kami telah menyiapkan 15 rumah untuk tempat transit, kemudian untuk tamu yang menginap untuk sementara disiapkan lima rumah,” kata Panitia Lokal FLG XXI, Giyanto.

Sitras Anjilin, salah satu sesepuh Komunitas Lima Gunung mengatakan, FLG tahun ini mengambil tema “Wahyu Rumagang” yang mempunyai makna  Festival Lima Gunung yang telah menginjak ke -21 kali tersebut, sebagai tempat regenerasi para seniman dari lima gunung tersebut.

Wahyu Rumagang artinya adalah anak-anak muda yang punya inisiatif sendiri akan menjadi pelaksana atau mengerjakan FLG. Festival itu biasanya dikerjakan oleh para senior komunitas,” kata Sitras yang juga pimpinan Padepokan Seni Tjipta Budaya  Dusun Tutup Ngisor , Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang . W. Cahyono