Pada tengah malam, dalam kondisi wudhu, setiap serpihan ubin itu dibacakan Ayat Kursi sekali lalu ditiupkan lalu dimasukkan pada lobang dan setelah mencapai hitungan, lobang itu ditutup dengan semen atau ubin lagi.

Pemagaran dengan cara ini lebih mudah jika titik tengah bangunan itu ubin yang keras, sehingga mudah menghitung serpihannya.  Untuk  pemagaran di luar rumah (sawah, kebun) yang titik tengahnya dari  tanah bisa pakai batu-batu kecil atau bekas galian ubin

Gunakan tasbih sebagai alat menghitung. Sekali bacaan ayat kursy ambil tanah dengan dua jari, ditiup lalu masukkan lobang. Setelah selesai, bagian atasnya tutup dengan semen atau keramik.

Untuk lebih menguatkan ikhtiar itu, menjelang pagi dan malam, tuan rumah membaca Ayat Kursi minimal tiga kali petang hari atau setelah salat mahrib, jika saat-saat rawan dibaca 11 kali.

Masruri, penulis buku praktisi dan koonsultan metafisika tinggal di Sirahan Cluwak, Pati