WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Wisatawan yang akan berlibur atau menyaksikan Dieng Culture Festival (DCF) ke dataran tinggi Dieng melalui Wonosobo disarankan untuk tidak percaya Google Maps.
Kasatlantas Polres Wonosobo AKP Ragil Irawan, SH, Kamis (1/9/2022), mengatakan berdasarkan jalur pada google maps wisatawan akan diarahkan melalui jalur ekstrem Garung-Sikarim-Sembungan Kejajar Wonosobo.
Jika menggunakan Google Maps untuk menuju Dieng dari arah Wonosobo pengendara akan diarahkan melalui jalur Sikarim. Padahal jalur tersebut tidak direkomendasikan untuk dilewati wisatawan.
“Kami minta kepada wisatawan yang akan ke Dieng dari jalur Wonosobo jangan menggunakan Google maps. Karena itu akan diarahkan lewat jalur Sikarim,” katanya.
Disebutkan, jalur Sikarim merupakan jalur alternatif menuju Dieng melalui Desa Sembungan Kejajar. Pintu masuk melalui pertigaan Garung lalu masuk Desa Mlandi Sirangkel hingga tembus wilayah Dieng.
“Namun, jalur tersebut tidak direkomendasikan lantaran banyak tanjakan ekstrim dan panjang. Selain itu, jalur yang dilalui banyak tikungan tajam. Bagi yang tidak paham medan jalan sangat membahayakan,” sebutnya.
Tanjakan Tinggi
Kondisinya itu tidak memungkinkan untuk dilewati. Ada tanjakan cukup tinggi dan panjang mencapai 600 meter. Pengendara yang tidak pernah lewat jalur tersebut banyak yang tidak berani melewati.
“Kemarin kami saat cek melalui jalur itu, mesin mobil kami sempat mati. Makanya wisatawan tidak boleh menggunakan jalur itu,” tegasnya.
Kepada wisatawan diimbau untuk melewati jalur besar. Nantinya akan ada petugas di tiap titik untuk memandu wisatawan.
“Imbauannya lewat jalur biasa saja. Berdasarkan surat edaran Bupati Wonosobo, selama DCF ini truk barang sementara dilarang melintas kecuali sembako, dan BBM. Termasuk bus berukuran besar,” terangnya.
Selama pengamanan lalu lintas, Sat Lantas Polres Wonosobo menerjunkan 423 personil yang akan ditempatkan di sepanjang jalur Wonosobo-Dieng.
“Kami akan menempatkan 423 personil di jalur Wonosobo-Dieng terutama di titik-titik kemacetan dan tanjakan ekstrim,” tandasnya.
Muharno Zarka