blank
Ratusan kapal nelayan di TPI Argopeni, Kecamatan Ayah, Kebumen, Selasa (30/8) tetap bersandar tak bisa melaut akibat gelombang pasang.(Foto:SB/HNSI Kebumen)

KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Dampak gelombang setinggi 4-6 meter di sepanjang pantai selatan Jawa, ribuan nelayan di Kebumen Selasa (30/8) tidak melaut.

Para nelayan di tempat pendaratan ikan (TPI) Desa Pasir, Karangduwur, Argopeni dan Logending Kecamatan Ayah, memilih menepikan perahu di pantai. Jumlah nelayan anggota Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Kebumen saat ini tercatat 2.159.

Ketua HNSI Kebumen yang juga Komandan Tim SAR Nelayan Lawet Perkasa Karanduwur Ayah Bejo Priyono kepada Suarabaru.id yang menghubungi Selasa (30/8) siang menuturkan, para nelayan menerima informasi dan melihat ombak besar sejak Senin (29/8) malam.

Keesokan hari para nelayan di empat TPI di Kecamatan Ayah, yaitu TPI Pasir, TPI Argopeni, TPI Karanduwur dan TPI Logending pun praktis tidak bisa berangkat melaut. Bahkan pihaknya telah mengimbau kepada semua nelayan agar berhenti melaut selama ombak masih tinggi.

Satu Kapal Bisa Diselamatkan

blank
Ketua HNSI Kebumen Bejo Priyono.(Foto:SB/HNSI Kebymen)

Menurut Bejo, meski gelombang pasang setinggi 3-6 meter, para nelayan Kebumen aman dan terkendali. Demikian pula kapal atau perahu nelayan semua bersandar di TPI. Hanya saja di TPI Argopeni sempat ada satu kapal nelayan tersapu ombak dan menuju arah laut.

“Namun dengan sigap nelayan dan Tim SAR menarik perahu itu sehingga bisa kita selamatkan. Selebihnya situasi masih aman terkendali. Kami terus memantau perkembangan gelombang pasang di pantai selatan,”ujar Bejo.

Seperti diketahui, gelombang tinggi melanda pantai selatan Kebumen pada Selasa pagi. Bahkan di objek wisata Pantai Suwuk Desa Tambakmulyo, Kecamatan Puring, yang merupakan pantai paling favorit di Kebumen, ratusan kios dan warung tersapu gelombang pasang.

Tidak ada korban jiwa. Namun sejumlah kios dan warung milik pedagang rusak dan berantakan. Memang baru sebagian para pemilik warung yang sudah buka. Mereka sempat menyelamatkan diri menyingkir dari pantai saat ombak tinggi menyapu.

Komper Wardopo