blank
Tim PkM foto bersama peserta seusai memberikan penyuluhan tentang pembuatan jamu beras kencur dan variannya kepada siswa-siswi PKBM Anugrah Bangsa Semarang yang dilaksanakan di Jl. Klentengsari I No.3, Tembalang, Kota Semarang pada 19 Agustus 2022. (foto:humas USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Tim PkM Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang (FTP USM) memberikan penyuluhan tentang pembuatan jamu beras kencur dan variannya kepada siswa-siswi PKBM Anugrah Bangsa Semarang yang dilaksanakan di Jl. Klentengsari I No.3, Tembalang, Kota Semarang pada 19 Agustus 2022.

Selain itu, tim PkM yang terdiri atas atas Antonia Nani Cahyanti, S.Si, M.Si dan Devy Angga Gunantar, S.Pd, M.Hum tersebut juga memberikan pemahaman tentang jamu kunyit asam dan variannya, serta pengenalan istilah-istilah umum dalam Bahasa Inggris pada pembuatan jamu.

Menurut Nani Cahyati, jamu yang saat ini popular, dapat disajikan dalam bentuk minuman tradisional asli, atau dimodifikasi baik rasa maupun bentuk penyajiannya seperti moctail, es krim, welcome drink, dan sebagai dessert.

”Saat ini jamu dan olahannya dapat dipasarkan sebagai hasil kegiatan wirausaha untuk memasok catering, resto, hotel untuk berbagai kegiatan dan dapat disajikan dalam bentuk minuman tradisional asli, atau dimodifikasi baik rasa maupun bentuk penyajiannya seperti moctail, es krim, welcome drink, dan sebagai dessert,” ungkapnya.

Nani mengatakan, PKBM Anugrah Bangsa Semarang memiliki kurikulum lokal dalam pembelajarannya mengenai Integrated Ecofarming, di mana menyinggung potensi sumber daya alam dari aspek pertanian yang diwujudkan dalam industri pangan dan kegiatan turunannya, salah satunya adalah kewirausahaan.

”Mata pelajaran kewirausahaan diberikan pada siswa-siswi jurusan IPA dan IPS, dan selalu membutuhkan informasi terkini mengenai potensi bahan pangan yang dapat diolah sendiri untuk kemudian dapat diperjualbelikan.

Oleh karena itu, siswa-siswi di PKBM Anugrah Bangsa Semarang adalah sasaran yang tepat untuk diberi penyuluhan, keterampilan dan pelatihan tentang pengolahan jamu,” ujarnya.

Menurutnya, tujuan pelatihan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang dasar pengolahannya, faktor yang mempengaruhi keamanan pangan secara mikrobiologis untuk menjamin hygiene produk jamu dan pengenalan jamu yang tepat agar informasi khasiatnya menarik untuk dibaca oleh konsumen lokal, nasional, dan internasional.
”Kegiatan pengabdian dilaksanakan di PKBM Anugrah Bangsa Semarang dengan jumlah peserta 14 orang siswa didampingi oleh kepala sekolah dan 2 tutor/guru. Pelaksanaan kegiatan melalui penyuluhan dan demo,” ungkapnya.

Dia menambahkan, materi yang disampaikan juga berkaitan dengan pembelajaran mata pelajaran Kewirausahaan yang sesuai dengan kurikulum lokal mengenai pangan di PKBM Anugrah Bangsa.

Penyampaian materi disesuaikan dengan kurikulum lokal kegiatan fungsional dari PKBM Anugrah Bangsa, yaitu ”Pertanian terintegrasi berwawasan lingkungan (Interated Ecofarming) yang menyinggung krisis pangan, dan kekuatan suber daya alam dari aspek pertanian salah satunya mengenai industri pangan dan kegiatan turunannya.

Kegiatan dimulai dengan penjelasan mengenai penggunaan rempah, manfaatnya dalam pembuatan jamu tradisional dan potensi jamu tradisional sebagai welcome drink. Dasar pembuatan jamu juga akan diperkenalkan, yaitu dengan demo pembuatan jamu beras kencur.

Beberapa variasi persiapan dan pemasakannya disampaikan, dan tentunya menghasilkan produk jamu dengan rasa yang khas dan berbeda antara produsen yang satu dengan yang lain.

”Pengetahuan tentang bahan baku rempah ditinjau dari aspek mikrobiologis dan penanganannya merupakan hal yang sangat penting pula karena menunjang hygiene produk dan potensi food borned illness yang ditimbulkannya. Hal ini perlu disampaikan kepada siswa sejak awal agar tumbuh sikap dan kebiasaan mengolah bahan makanan dengan memperhatikan sanitasi sekaligus motivasi untuk selalu menjaga kualitas produk dan awareness akan bahayanya keracunan makanan,” tandasnya.

Penyajian yang lebih inovatif, lanjutnya, membuat jamu menjadi salah satu yang dipilih sebagai welcome drink.

Siswa-siswi juga lebih memahami bahwa jamu sangat berpotensi untuk disajikan di berbagai kegiatan lokal, nasional, bahkan internasional.

”Oleh sebab itu mulai mengenal istilah Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional yang berkaitan tentang jamu menjadi salah satu keharusan agar siswa-siswi dapat terlibat langsung dalam seluruh kegiatan mengenai jamu,” katanya.

Muhaimin