Warga yang semula berpikir bahwa gangguan tumbuh kembang anak merupakan factor keturunan semata, menjadi terbuka bahwa faktor lain terutama kecukupan gizi anak ternyata memegang peran penting. Perubahan cara pandang warga ini sangat bermanfaat bagi pemutusan mata rantai stunting. Di tingkat keluarga mereka akan berusaha untuk menyajikan makanan yang cukup gizi kepada putra-putrinya.

Kemampuan mahasiswa dalam membuat poster kreatif, menyajikan video stunting dengan sederhana dan mudah dipahami menjadikan warga lebih bisa memahami persoalan. Mereka menjadi lebih terbuka tanpa merasa sedang digurui.

Selain persoalan kesehatan, KKN juga mengangkat persoalan pentingnya pendidikan bagi anak. Kelompok KKN di Desa Kalitengah, Mranggen, Demak memfokuskan kegiatanya pada peningkatan kualitas pembelajaran diniyah di TPQ (taman pendidikan Quran).

Model pendidikan baca tulis Alquran yang sudah mengakar kuat di masyarakat tersebut ditingkatkan kualitasnya dari berbagai aspek. Mahasiswa KKN dari  Fakultas Agama Islam mempraktekan ilmu yang telah diperoleh di kampus untuk membantu perkembangan pendidikan keagamaan di daerah tersebut.

Selama proses pembimbingan dan pelaksanaan KKN nampak bagaimana semangat dan energi positif yang ditularkan oleh para mahasiswa. Mereka begitu antusias mendarmabaktikan ilmu, tenaga, ide yang dimiliki untuk membantu persoalan masyarakat. Keterbatasan dana, waktu dan tenaga tidak menyurutkan semangat mereka untuk mengambil peran.

Berkaca dari contoh kegiatan-kegiatan KKN tersebut, dalam konteks kemerdekaan RI ke 77 kita akan menemukan banyak sekali relevansinya. Peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI mengambil tema Pulih Lebih Cepat, bangkit lebih kuat.

Pesan yang ingin disampaikan adalah bangsa ini memiliki potensi besar untuk segera pulih dan bangkit. Prasayarat utamanya terletak pada watak dan jati diri bangsa ini yaitu gotong-royong, kerjasama,  dalam kerangka Bhinneka Tunggal Ika. Momentum peringatan Kemerdekaan merefleksikan kembali semangat bangsa ini. Tidak ada kesulitan yang tidak bisa diatasi selama bersatu, bergotong-royong dan saling mengambil peran.

Karena itu, dalam momentum semangat kemerdekaan, energi positif harus terus dialirkan. Semangat persatuan dan gotong royong harus mewujud dalam setiap tindakan. Kesampingkan perbedaan dan permusuhan karena energi positif kita ditunggu untuk kebangkitan bangsa ini menjadi lebih kuat.

 

Mubarok, M.Si., Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi /DPL KKN 14 Unissula Semarang