blank

JEPARA (SUARABARU.ID) – Upaya mengusulkan gelar Pahlawan Nasional untuk Ratu Kalinyamat, ternyata menghadapi perlawanan segelintir oknum yang menyebar hoaks tentang Ratu Kalinyamat. Bahkan ada surat yang dimaksudkan untuk menghalangi upaya tersebut. Surat itu sampai menyajikan isu-isu negatif tentang penguasa Jepara abad ke-16 tersebut.
“Sepintas, data-data yang disajikan dalam surat itu adalah fakta. Tapi alhamdulillah kami berhasil mematahkan melalui sumber-sumber primer yang baru kami dapatkan dalam perjalanan mengusulkan gelar,” kata Profesor Ratno Lukito, Jumat (19/8/2022).
Hal itu dia sampaikan saat menjadi keynote speaker dalam sharing session tentang Patriotisme dan Nilai Kejuangan Ratu Kalinyamat untuk Generasi Milenial yang Beradab. Acara yang saat ini masih berlangsung di Auditorium Perpustakaan Unisnu Jepara ini diselenggarakan Pusat Studi Ratu Kalinyamat Unisnu Jepara. Profesor Ratna Lukito merupakan salah satu anggota tim pengusul gekar tersebut.
Menurut Ratno Lukito, ada begitu banyak hoaks yang disajikan. Misalnya hoaks keterlibatan Ratu Kalinyamat dalam konspirasi jahat membunuh Surowiyoto atau Pangeran Sekar Seda Lepen dalam pusara persoalan pewaris tahta Kesultanan Demak.
“Nyatanya sumber-sumber sejarah yang ada, tidak ada yang mencatat seperti itu,” kata Profesor Ratno.
Demikian pula dengan hoaks tentang pertapaan dalam kalimat tapa wuda yang dikutip dari babad Tanah Jawi.
Mengutip pendapat Koentjaraningrat, Profesor Ratno Lukito menyebut fakta itu tidak ditemukan dalam penelitian akademik mengenai ritual bertapa orang Jawa.
“Itu bukan merupakan cara orang Jawa bertapa, tapi hanya makna simbolik meninggalkan kemegahan dunia,” katanya.
Dalam perjalanan upaya pengusulan gelar pahlawan nasional, katanya, banyak kendala yang ditemui.
“Kami dalam dua tahun riset, hampir menyerah. Tidak ada tambahan bukti sejarah dari hasil riset di Indonesia. Bersyukurnya, ada kenalan melakukan riset di Portugis. Bekerja sama dengannya, akhirnya kami menemukan 9 catatan gereja tentang perjuangan Ratu Kalinyamat. Catatan ini betul-betul menyajikan 4 kali penyerangan Ratu Kalinyamat ke Malaka dan Hitu (Ambon). Ini benar-benar cara Allah Swt. memberikan jalan. Dengan itu, kami optimis usaha ini berhasil,” katanya.
Menurutnya, catatan para pastur Portugis abad ke-16 itu membuka dengan terang perjuangan Ratu Kalinyamat. Karena ditulis abad ke-16, bahkan harus diterjemahkan ke dalam bahasa Portugis sekarang.
Narasumber dari tim pakar pengusulan, Doktor Chusnul Hayati menambahkan, sumber-sumber primer Portugis secara terang benderang menyebut Ratu Kalinyamat adalah sosok yang ditakuti bangsa itu.
“Keberanian Ratu Kalinyamat, alhamdulillah terbuka dari sumber primer catatan gereja di Portugal. Kami bersyukur bertemu seorang pastur yang bisa membaca dokumen dan menerjemahkan catatan abad ke-16 yang bahasanya belum bahasa Postugis sekarang,” tambahnya.
Ketua Pusat Studi Ratu Kalinyamat Unisnu Jepara, Murniati mengatakan, kegiatan ini diharapkan mampu mematri nilai-nilai kejuangan dan patriotisme Ratu Kalinyamat terutama di kalangam generasi milenial.
“Dengan demikian, generasi milenial bisa meneladani nilai kejuangan dan patriotisme tersebut,” kata Murniati.
Karena itulah dia juga menghadirkan narasumber Utari Widyaningrum, Duta Genre Jepara.
Narasumber lain adalah Komisioner Bawaslu Jateng Anik Sholihatun.
Dalam kegiatan tersebut, Rektor Unisnu Sa’dullah Assaidi mengatakan sosialisasi ketokohan Ratu Kalinyamat harus terus dilakukan semua pihak.
Sejarah perjuangan Ratu Kalinyamat penting terus dipelajari. Usaha Ratu Kalinyamat menghimpun perlawanan kesultanan-kesultanan di Nusantara terhadap Portugis, dia sebut sebagai upaya memberantas kezaliman di wilayah tersebut. Sejarah ini harus dipahami para generasi milenial.
Sementara Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta mengatakan, Ratu Kalinyamat adalah sosok yang kepahlawanannya untuk Nusantara tak bisa dimungkiri. Generasi milenial dia harapkan terus mempelajari sejarah agar tidak mudah termakan hoaks yang mendiskreditkan Ratu Kalinyamat, sebagai satu dari 3 tokoh besar perempuan Jepara.

Hadepe