SEMARANG (SUARABARU.ID)- Rektor USM yang juga sebagai Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan (Kamabigus), Dr Supari ST MT mengatakan, peraturan yang ada dalam kepramukaan maupun dalam undang-undang perguruan tinggi akan bertemu pada satu titik yang dinamakan pembangunan pendidikan karakter sebagai pengembangan potensi diri.
”Racana Pandanaran USM itu mempunyai anggaran dasar rumah tangga sendiri, yang merdeka, itu bisa mengacu pada undang-undang tentang peraturan tentang kepramukaan tetapi intinya adalah baik itu mengacu pada peraturan kepramukaan maupun undang-undang perguruan tinggi itu ketemu dalam satu titik yang namanya pembangunan pendidikan karakter. Adik-adik harus percaya diri dalam membangun kreativitas,” kata Supari dalam acara Ini Podcast Kita (IPK) memperingati Hari Pramuka Ke-61 bersama Waka Orhum Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Tengah Heru Djatmiko di Kafe Arah Awan USM pada Jumat (12/8/2022).
Dia mengatakan, langkah konkret sebagai pramuka perguruan tinggi dalam mengabdi tanpa batas untuk membangun ketangguhan bangsa di era new normal yaitu mebuat regulasi, mengawal pelaksanaan hingga akhir pelaksanaan.
“Sebagai Kamabigus, harus mengambil langkah konkret untuk membuat regulasi, mengawal pelaksanaan hingga akhir pelaksanaan, supaya menjadi alumni USM yang memiliki karakter yang sangat kuat untuk mengabdi tanpa batas,” kata Supari, dalam acara yang digelar Radio USM Jaya FM, bekerja sama dengan Kafe Arah Awan, dan UKM Pramuka Racana Pandanaran USM ini.
Dia menambahkan, untuk menciptakan lulusan berkarakter yang berkeIndonesiaan dan soft skill yang tangguh untuk Indonesia ke depan, harus diiringi dengan mekanisme yang tepat serta perlu dikawal hingga ujung perjalan regulasi tersebut.
Sebagai pencetak lulusan, katanya, USM menyiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang unggul dan menerapkan Iptek dalam kehidupan bermasyakat. ”Saya berpesan, untuk tetap memilki karakter yang baik serta menjadi warga negara Indonesia yang baik.
Selain belajar program studi atau keilmuan, ketangkasan, dan profesionalitas, tetaplah menjadi warga Indonesia yang baik,” tandasnya.
Waka Orhum Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Tengah, Heru Djatmiko hadir sebagai narasumber mengatakan, dalam rangka Hari Pramuka Ke-61, anggota gerakan pramuka dapat meningkatkan peran baik dari sisi kuantitas dalam kegiatan mengabdi maupun kualitasnya.
”Sesuai dengan tema podcast kali ini yaitu ‘Mengabdi Tanpa Batas untuk Membangun Ketangguhan Bangsa’ dapat meningkatkan peran anggota gerakan pramuka, baik dari sisi kuantitas dalam kegiatan mengabdi maupun kualitasnya,” ungkap Heru.
Menurutnya, mengabdi tanpa batas berarti seluruh golongan Pramuka mulai dari Siaga (7-10 tahun), Penggalang (11-15 tahun), Penengak (16-20 tahun) hingga Pandega (21-25 tahun) memiliki cara untuk mengabdi sesuai dengan golongannya.
”Anggota pramuka sejak dini dididik untuk mengabdi, mulai dari keluarga, posko pantau arus mudik, mengatur lalu lintas, dan membuka dapur umum. Hal ini juga sebagai bentuk pengabdian pramuka terhadap masyarakat.
Anggota gerakan pramuka, tambahnya, juga memiliki peran dalam mengedukasi kepada masyarakat bahwa covid masih berbahaya.
Salah satunya gerakan pramuka memiliki satgas Covid yang turut berkoordinasi hingga ke tingkat RT. Hal ini sesuai dengan himbauan Gurbenur Jawa Tengah terkait program Jogo Tonggo.
Heru berharap, para generasi muda tetap semangat dalam berbakti bagi negeri demi mewujudkan Indonesia semakin tangguh.
”Mari kita terus semangat, para generasi muda yang terwadahi di gerakan pramuka untuk terus mengabdi untuk negeri yang lebih tangguh,” ungkap Heru.
Muhaimin