“Ilustrasi juga harus diperhatikan. Gambar sebagai ilustrasi cerita harus juga mendidik anak. Jadi illustrator harus memperhatikan warna, degradasi, garis, dan coretan-coretannya agar memberikan pendidikan bagi anak,” kata Ganjar.
Dia memberikan contoh ilustrasi sebuah buku cerita anak, yang tampaknya tidak pas sebagai gambar sampul depan. “Gambar dua tokoh yang berada di hutan ini akan lebih pas kalau untuk ilustrasi cerita, tetapi untuk sampul atau jilid tida pas,” kata Ganjar.
Diingatkan juga, bahwa bahasa selingkung anak juga harus diperhatikan. Bahasa yang digunakan anak SMP belum tentu dipahami oleh anak SD kelas rendah. “Begitu pula sebaliknya, anak SMP tidak pas dengan bahasa yang digunakan anak SD. Demikian pula soal ilustrasi cerita,” kata Ganjar.
Lokakarya ini menghadirkan narasumber Mulasih Tary, M.Pd. dengan topik “Keterbacaan Cerita Anak dan Cerita Anak Terjemahan” dan Dr Heru Kurniawan dengan topik “Sinkronisasi Bahasa, Ilustrasi, dan Konten Cerita Anak”.
Kegiatan diikuti sekitar 50 peserta, yaitu para penulis, illustrator, dan peserta lainnya.
wied