blank
Bupati Kudus HM Hartopo menunjukkan produk UMKM dari hasil pelatihan bersama toko modern. Foto:Diskominfo

KUDUS (SUARABARU.ID) – Penyerapan produk UMKM oleh toko-toko ritel di wilayah Kabupaten Kudus terbilang masih minim. Oleh karena itu, pengusaha toko modern didorong untuk bisa membantu peningkatan kualitas produk UMKM agar mampu bersaing.

Bupati Kudus HM Hartopo mengatakan hal tersebut usai membuka pelatihan 75 pelaku UMKM Kudus oleh Indomaret di Pendapa Kabupaten Kudus, Kamis (28/7).

Oleh karena itu Hartopo meminta para pelaku UMKM yang diberi pelatihan saat ini untuk bisa memanfaatkan dan mengambil ilmu sebanyak-banyaknya. Harapannya, produk mereka bisa segera tembus toko ritel.

Pemerintah Kabupaten Kudus melalui Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi, dan UKM berupaya mewujudkan pengembangan bagi pelaku UMKM dalam meningkatkan keterampilan dan keahlian untuk menyalurkan berbagai produk lokal yang dihasilkan.

Oleh karena itu, komitmen Pemkab Kudus terus digencarkan salah satunya melalui Pelatihan Kewirausahaan UMKM Mandiri yang bekerjasama dengan CSR, dalam hal ini dengan PT. Indomarco Prismatama (Indomart) kantor cabang Semarang.

Pelatihan kewirausahaan mandiri tersebut diikuti sebanyak 75 peserta dari pelaku UMKM yang telah mempunyai legalitas di Kabupaten Kudus. Bupati Kudus Hartopo berharap pelatihan tersebut dapat menjadi sarana untuk meningkatkan grade produk UMKM. Hal tersebut dikatakan ketika membuka acara tersebut di Pendopo, Kamis (28/7).

“Semoga pelatihan ini dapat meningkatkan kualitas produk UMKM lokal agar siap diajak kemitraan dengan seluruh minimarket ini (Indomart),” katanya.

Hartopo berharap agar kemitraan ini dapat menjadi pilot project yang dapat dicontoh oleh toko retail lainya dalam upaya menjalin kemitraan dengan pelaku UMKM.

“Semoga ini bisa menjadi pilot project seluruh minimarket lain untuk dapat mengikutinya sehingga dapat terjalin kemitraan dengan pelaku UMKM. Jadi pelaku UMKM dapat meningkatkan penjualanya untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kudus,” harapnya.

Mengingat adanya seleksi dan standarisasi yang diterapkan oleh toko retail terkait brand yang akan dipasarkan, Bupati Hartopo berpesan untuk tetap menjaga dengan baik kualitas produk yang dihasilkan.

“Pasti ada seleksi dari minimarket sebagai standarisasi dari produk yang akan masuk ke market mereka, oleh karena itu saya harap pelaku UMKM dapat menjaga kualitas dengan baik,” pesanya.

Diharap, dengan selalu menjaga kualitas dapat menjadikan daya tarik dan minat tersendiri bagi masyarakat untuk setia menjadi konsumen produk tersebut.

“Kalau kualitas sudah baik, pasti banyak konsumen yang minat dengan produk yang disuguhkan. Semoga UMKM Kudus makin maju dan sejahtera,” ungkapnya.

Pihaknya pun memberikan apresiasi atas kerjasama yang terjalin dengan PT. Indomarco Prismatama kantor cabang Semarang dalam mewujudkan peningkatan kualitas umkm lokal.

“Terimakasih, saya berikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas jalinan kerjasama ini,” pungkasnya.

Branch manager Indomart cabang Semarang, Royanto Budi menuturkan nantinya akan ada pelatihan khusus pada peserta terkait proses packaging atau pengemasan supaya produk dapat diterima toko retail dan masyarakat.

“Nanti kami beri pelatihan terkait tata cara perizinan untuk bermitra, pengemasan produk, pengelolaan managemen, dan cara produksi dengan mengutamakan standarisasi agar produk yang dihasilkan dapat diterima toko retail dan masyarakat,” ujarnya.

Retno, salah satu peserta pelatihan mengatakan bahwa dirinya telah menggeluti produk UMKM yang memproduksi jajanan tradisional khas Kudus sejak tahun 2018.

“Saya produksi keciput, jajanan khas Kudus. Resep dari nenek moyang yang selanjutnya saya pasarkan melalui teman dekat dan dengan menitipkan di Jenang 33,” jelasnya.

Dirinya berharap, usahanya makin dikenal khalayak luas dan dapat bermitra dengan seluruh toko retail yang ada.

“Semoga produk yang saya suguhkan dapat diterima masyarakat luas, terlebih dapat menjalin kemitraan dengan Indomart dan toko retail lainya,” harapnya.

Ali Bustomi