JAKARTA (SUARABARU.ID) – Implementasi panel surya sudah banyak dikembangkan, mulai dari sumber listrik untuk green building hingga sumber energi untuk penerangan lalu lintas dan fasilitas umum lainnya.
Salah satu yang menawarkan solusi dari Tenaga Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah Suryanesia, perusahaan rintisan energi terbarukan di bidang panel surya.
Suryanesia mempunyai visi mengurangi pemanasan global dengan PLTS sebagai kunci dari transisi energi bersih dan berkelanjutan melalui pemasangan panel surya.
Suryanesia bekerja sama dengan Kadin Indonesia, menyelenggarakan CEO Breakfast Forum yang bertema ‘Memulihkan dan Meningkatkan Penghijauan,Transisi Energi Tanpa Batas untuk Sektor Manufaktur Indonesia’.
Kegiatan yang berlangsung di Menara Kadin Jakarta ini bertujuan memberikan informasi dan solusi transisi energi tanpa batas untuk mendorong pertumbuhan terukur yang berkelanjutan, bagi sektor manufaktur Indonesia.
Dalam CEO Breakfast Forum menghadirkan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam RI, Dadan Kusdiana, Founder dan CEO Suryanesia Rheza Adhihusada, serta Ketua Net Zero Hub Kadin Indonesia, M. Yusrizki.
Rheza Adhihusada mengatakan, Suryanesia hadir melalui komitmennya untuk membantu pemerintah dalam pencapaian strategis nasional transisi energi bersih.
“Kami hadir dengan solusi dan teknologi untuk membantu konsumen atau perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dan mendukung energi berkelanjutan. Melalui Solar-as-a-Service kami berinvestasi, mendesain, menginstalasi, mengoperasikan dan memelihara PLTS dengan kontrak 25 tahun. Selain mendukung energi hijau, memasang panel surya juga dapat menghemat biaya listrik dengan proses instalasi dan pengoperasian yang mudah,” papar Rheza, Kamis (28/7/2022).
Menurut Rheza, pemasangan panel surya tidak hanya berkontribusi dalam memberikan bauran energi secara nasional, tapi juga memberikan alternatif energi bersih dan ramah lingkungan.
“Diperlukan komitmen bersama dari pemerintah, masyarakat juga pemangku bisnis untuk transisi menuju energi hijau dan berkelanjutan, demi mewujudkan dunia yang masih layak huni untuk generasi mendatang,” kata Rheza.
CEO Breakfast Forum diselenggarakan dengan format dialog bisnis yang dihadiri beberapa narasumber lain sebagai pembicara yang membahas tentang kesiapan pemerintah Indonesia dan sektor swasta dalam transisi energi bersih dan terbarukan.
Sedikitnya ada 70 peserta dari minimal 55 perusahaan yang berasal dari sektor manufaktur otomotif dan suku cadang, industri plastik dan karet, makanan dan minuman, tekstil, dan perusahaan manufaktur konsumsi energi lainnya.
“CEO Breakfast Forum dirancang untuk meningkatkan kesadaran tentang urgensi transisi energi menuju energi hijau di sektor manufaktur Indonesia. Kadin juga mempunyai inisiatif untuk membantu perusahaan-perusahaan termasuk UKM untuk melakukan transisi dan mendukung pencapaian Indonesia net zero emission di 2060 atau lebih awal. Ini merupakan aksi nyata kolaborasi pemerintah, swasta dan masyarakat,” terang Ketua Net Zero Hub Kadin Indonesia, M. Yusrizki.
Pada kesempatan itu sekaligus, dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama sewa PLTS Atap antara Suryanesia dengan PT PIM Pharmaceuticals dan PT Helmigs Prima Sejahtera, salah satu grup perusahaan farmasi terbesar dan tertua di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1934.
“Sustainability di bidang green energy merupakan legacy kami, dimulai dari penggunaan listrik yang dihasilkan panel surya untuk kebutuhan kantor. Hari ini, kami meresmikan kerja sama dengan Suryanesia untuk pemasangan panel surya di pabrik PT PIM Pharmaceuticals dan PT Helmigs Prima Sejahtera yang berlokasi di Pasuruan,” ujar Direksi PT PIM Pharmaceuticals, Tirta Kusuma.
“Ini merupakan misi kami untuk menerapkan proses bisnis yang berkelanjutan dengan menggunakan green energy yang ramah lingkungan,” pungkasnya.
Ning Suparningsih