blank

JEPARA (SUARABARU.ID) – Program Studi Desain Produk Unisnu menjalin kerja sama dengan PT Bioindustri dan Master Patung Dwik Tunggak dalam acara Pameran Kolaborasi bersama para mahasiswa semester 2 dan 4 dari Desain Produk Fakultas Sains dan Teknologi Unisnu Jepara di Ruang Seminar Gedung Sains dan Teknologi Unisnu pada hari Selasa (26/7-2022).

blank
Para pemateri workshop (Foto: DT)

Hadir dalam acara seminar yaitu pembicara dan pemateri Kepala Prodi Desain Produk Unisnu, Dwi Agus Susila, M.Sn., Direktur Utama PT Bioindustri Z Arifin Wicaksono, dan Seniman patung dari Sanggar Seni Diana Tunggak.

Hadir pula para dosen Desan Produk Jati Widagdo, M.Sn., dan DS Drajat Wibowo, M.Sn., serta Dosen Bahasa Inggris Aliva Rosdiana, M.Pd. Juga tamu undangan Fauzi Irdianto pemilik Sanggar Seni Diana Tunggak.

blank
Z Arifin Wicaksono (Foto: DT)

Wakil Dekan 2 Muhammad Choiru Zulfa, S.T., M.T. menyampaikan bahwa industri saat ini mengalami peningkatan sehingga industri bereksplorasi mengikuti perkembangan zaman. “Eksplorasi ini diharapkan ramah lingkungan,” ujarnya sekaligus membuka acara.

Arifin Wicaksono. Strategi marketing sangat penting dalam membangun usaha. “Definisikan produkmu,” tegasnya. Ini untuk membidik target market. Sama halnya dengan ketika membangun bisnis dalam industri kayu, imbuhnya.

blank
Dwik Tunggak (Foto: DT)

Kayu jati tidak mengandung kadar air. “Ketika produk kayu jati diletakkan di tempat berAC, hal ini mencegah hewan pengerat seperti rayap untuk mengikis,” jelas Dwik Tunggak membeberkan pengalamannya selama memahat patung berbahan kayu jati tua.

Sementara itu Seniman Patung Dwik Tunggak dari Sanggar Seni Diana Tunggak menyampaikan proses mencintai. “Sebagai pelaku seni atau pelaku apapun dalam kegiatan, kita harus mencintai dulu kegiatan yang akan kita lakukan,” ujarnya. Sebagai seorang pelukis, ia harus mencintai alat-alat lukisnya yang terdiri atas kanvas, alat cat, karya yang ia tumpahkan di kanvas, bahkan tempat ia berkarya. Termasuk seniman lain dan kegiatan lainnya, imbuhnya.

Coretan ornamen, menurut Dwik Tunggak, merupakan kekuatan karya dari tangan pelaku karya tanpa mengganggu karakter si pelaku seni. “Intinya berkaryalah sebab dengan berkarya kita menjadi bahagia sebab tidak ada benturan apapun ketika kita berkarya,” tegas Dwik Tunggak.

ua