blank
Para guru SDN 6 Tubanan menunjukkan produk herbal instan. (Foto : Aksl)

JEPARA(SUARABARU.ID)SD Negeri 6 Tubanan, Kecamatan Kembang, mengajarkan wirausaha kepada peserta didik sejak dini. Di sekolah ini, siswa diajari membuat dan memasarkan berbagai produk olahan minuman herbal, semuanya berbahan tanaman obat.

Kepala SDN 6 Tubanan Yayuk Widayati, Selasa (26/7/2022) mengatakan, produk yang dihasilkan di antaranya temulawak, kunyit, jahe merah, dan jahe emprit instan. Menurut Yayuk, bahan-bahan dan produk itu dipilih dengan pertimbangan geografis dan ekonomis.

blank
Minuman herbal instan produk Esnamba

“Pertama karena siswa kami, kan, anak-anak desa. Ke depan mereka bisa menjadikannya sebagai alternatif usaha karena bahan bakunya ada di sekitar mereka,” kata Yayuk.

Pertimbangan ekonomisnya, SD ini hanya memiliki sedikit siswa. Keuntungan penjualan produk ini bisa membantu menopang kegiatan sekolah. Unit usaha sekolah berlabel Esnamba, akronim dari SDN 6 Tubanan, menjadi andalan pemasaran.

Sejak pertama kali diproduksi pada Maret 2022, jumlah produk yang dihasilkan sudah mencapai dua ribu bungkus dalam kemasan standing pouch ukuran 250 gram. Setiap kemasan dijual Rp12 ribu. Produk sekolah ini langsung mendapat pasar luas karena pada awal produksi mendapat momentum berupa pesanan untuk kebutuhan paket lebaran.

blank
Kepala SDN 6 Tubanan Yayuk Widayati

“Kami lakukan promosi melalui medsos Esnamba. Alhamdulillah respon pasar bagus. Mereka yang berteman di medsos banyak yang membeli, termasuk di berbagai kota seperti Semarang, Surabaya, dan Jakarta. Bahkan ini tadi kami baru saja memaketkan kiriman produk ke Sumatera,” katanya.

Di samping itu, guru dan wali murid juga menjadi reseller produk. Ada pula toko di kecamatan terdekat yang menjual produk Esnamba. Sekolah membentuk struktur unit usaha, dengan penanggung jawab kepala sekolah. Ketua unit usaha Willy Nantalika, sekretaris Itta Muyassyaroh, dan bendahara Jami’ati. Sedangkan guru dan karyawan lain menjadi anggota, terdiri dari Rubita Harisna, Ardiani, Suaedah, Istiyanati, Rizki Nor Qomariyah, dan Sutarno.

Dalam melatih wirausaha dengan produk ini, siswa dilibatkan dalam tahapan produksi mulai mencuci, penggilingan, hingga pengemasan. Menurut Yayuk, Kurikulum 13 dan Kurikulum Merdeka, sama-sama memberi ruang mengajari wirausaha, sehingga siswa dilibatkan sejak awal.

blank
Siswa SDN 6 Tubanan dalamproses produksi

“Saat kini beralih ke Kurikulum Merdeka, ada P5, yaitu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang di antaranya memberi ruang kepada sekolah untuk mengajarkan wirausaha,” tambahnya.

Hadepe