Selain kepada keluarga, Presiden juga meminta para kepala daerah, bupati dan wali kota untuk menggerakkan penanaman lahan pekarangan dengan tanaman pangan.

Untuk menurunkan prevalensi stunting, menurut Jokowi perlu kerja keras dan kerja bersama antara masyarakat dengan pemerintah.

“Karena itu untuk menurunkan stunting, kita betul-betul harus bekerja keras untuk menurunkan persentasenya. Tahun 2024 harus turun 14 persen. Setuju?” kata Presiden.

“Setuju,” jawab peserta peringatan Harganas.

Selain memanfaatkan pekarangan untuk pemenuhan gizi keluarga, di awal sambutannya, Presiden Joko Widodo menyebutkan adanya krisis pangan dan krisis energi akibat perang Rusia – Ukraina.

“Sekarang ini semua negara tidak berada pada posisi yang aman-aman saja. Hati-hati mengenai hal ini. Kita sudah dua setengah tahun menghadapi tantangan berat yang namanya Pandemi Covid sampai hari ini belum rampung,” ujar Presiden.

Bahkan Presiden menyebutkan beberapa negara di Afrika dan Asia saat ini mengalami krisis pangan akut akibat perang Rusia-Ukraina.

Di akhir sambutannya, Jokowi mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan, baik di dalam keluarg maupun lingkungan sekitar keluarga.

Menurut Jokowi, jika seluruh keluarga dan masyarakat kita bergerak untuk upaya penurunan stunting yang dilakukan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota akan cepat membuahkan hasil. Saya optimis 2024 target 14 persen tercapai. “Keluarga adalah pilar kesejahteraan bangsa.

Keluarga adalah ekosistem pertama dan utama dalam mengasuh, dalam mendidik, dalam membentuk manusia yang sehat, bergizi, dan berkualitas,” kata Presiden.

Peran Penting Keluarga

Sementara itu Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo dalam laporanny mengatakan Harganas merupakan momentum refleksi dan apresiasi negara terhadap peran penting keluarga dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.