tipitaka chanting
Ribuan umat Buddha berkumpul di Taman Lumbini, Zona II Taman Wisata Candi Borobudur melakukan Tipitaka Chanting (membaca Kitab Suci Tripitaka). Kegiatan tersebut untuk menyambut Hari Raya Asadha 2566 Buddhist Era. Foto: W. Cahyono

KOTA MUNGKID ( SUARABARU.ID)-  Menyambut Hari Raya Asadha 2566 Buddhist Era, ribuan bhikkhu dan umat Buddha Theravada Indonesia  menggelar Indonesia Tipitaka Chanting (membaca Kitab Suci Tripitaka).

Kegiatan yang  dipusatkan di Taman Lumbini, Zona II kompleks Candi Borobudur berlangsung mulai 8 hingga 10 Juli 2022.

“Kegiatan Indonesia Tipitaka Chanting  pertama kalinya  dilaksanakan pada tahun 2015 silam, dan tahun ini memasuki ke enam kalinya,” kata Ketua Panitia Indonesia Tipitaka Chanting, Bhikkhu Subhapanno Mahathera, Jumat ( 8/7/2022).

Subhapanno mengatakan, kegiatan Indonesia Tipitaka Chanting  tersebut diikuti umat Buddha dari berbagai daerah di Indonesia dan pertama kali dilaksanakan secara tatap muka, setelah adanya pandemic covid-19 dua tahun silam.

Menurutnya, Indonesia Tipitaka Chanting tersebut merupakan kegiatan pembacaan teks-tesk Kitab Suci Buddha ( Tipitaka) yang berbahasasa Pali.

Kegiatan tersebut juga  untuk menyambut Hari Raya Asadha 2566 Buddhist Era pada Minggu ( 10/7/2022) besok.

Namun, berbeda dengan pelaksanaan perayaan Hari Raya Asadha tahun-tahun sebelumnya yang dilaksanakan dengan kirab dari Candi Mendut ke Candi Borobudur. Pada tahun ini kirab tersebut ditiadakan, melainkan hanya ditandai dengan pradaksina ( berjalan mengelilingi candi searah jarum jam) sebanyak tiga kali.

“Pada pradaksina  tersebut akan ikut dikirab Kereta Kencana Mahadhatu yang terbuat dari logam dengan bobot 2,5 ton,” katanya.

Ia menambahkan, perayaan Asadha Puja 2566 BE tersebut  untuk memperingati waktu sang Buddha Gautama memberikan kotbah pertama kepada lima muridnya, yakni Kondañña, Vappa, Bhaddiya, Mahānāma, dan Assaji, di Taman Kijang Isipatana di dekat Kota Benares.

Pelaksana tugas (Plt) Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama RI, Nyoman Suriadarma mengatakan, kegiatan Tipitaka Chanting sangat perlu dilestarikan  untuk merawat Kitab Tripitaka yang menjadi sumber kekuatan, keyakinan dan tuntunan moral bagi umat Buddha.

“Kitab Tripitaka mengajarkan ajaran  yang  bersifat universal dan menanamkan nilai-nilai kesadaran manusia untuk hidup  berdampingan, kebersamaan dan bahkan menjadi warga negara yang baik,” katanya.  W. Cahyono