WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Menteri Parisiwata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Solahudin Uno siap mendorong dan mendukung pengembangan ekonomi berbasis pesantren serta usaha kreatif dari para santri dan kaum muda.
“Potensi dan pengembangan ekonomi di pesantren harus terus dilakukan. Dengan daya kreatif dan inovasi dari para santri, banyak usaha berbasis UMKM dan kuliner yang bisa digarap,” katanya.
Hal itu dikatakan Sandiaga S Uno saat bertemu sejumlah santri PP Al Mansur Kauman Wonosobo di serambi Masjid Al Mansur, Sabtu (2/7/2022). Dia menyempatkan waktu menemui santri di sela-sela melakukan kunjungan kerja di lokasi wisata di kawasan Dieng.
Dalam silaturrahmi tersebut, Sandiaga S Uno didampingi owner Mudal Hijau Multifarm (MHM) M Mauluddin Fanani, Ketua Yayasan Padi Indonesia Jaya Eprilia Tri Arum Taurisia, Ketua Dispartabud Agus Wibowo dan Ketua HKTI Jateng A Kholiq Arif.
Sandiaga S Uno setiba di PP Al Mansur disambut KH Achmad Haedar Idris beserta Ibu, Ketua Takmir Masjid Al Mansur Luthfi Rahman dan seluruh santri putra dan putri. Menparekraf juga menyempatkan diri ziarah ke makam Kiai Walik, pendiri Wonosobo, di belakang PP Al Mansur.
Sedianya, menteri yang juga seorang pengusaha itu, akan mengunjungi usaha peternakan MHM yang dikelola M Mauluddin Fanani di Mudal Mojotengah. Namun karena sampai Wonosobo malam hari, kunjungan ke MHM akan dijadwal ulang di lain waktu dan kesempatan.
Menurut Sandiaga, di era digital ini santri harus berfikir kreatif dan bertindak inovatif. Sehingga bisa menjadi santri yang punya jiwa usaha. Banyak sekali potensi ekonomi di lingkungan sekitar yang bisa dayagunakan.
“Setiap santri harus punya ghirah (semangat) 3G. Yakni gercep (gerak cepat), gerber (gerak bersama) dan gaspoll (garap semua potensi termasuk online). Santri, jangan jadi kaum rebahan tapi jadilah agen perubahan,” ajaknya.
Ekonomi Kreatif
Sementara itu, pemilik MHM Wonosobo M Mauluddin Fanani mengatakan usaha peternakan domba yang dikembangkan bisa dimanfaatkan daging dan bulu dombanya. Usaha tersebut dikelola dengan melibatkan para santri agar mereka punya jiwa wirausaha.
“Daging domba bisa dimanfaatkan untuk usaha kuliner. Baik sebagai stok menu daging kambing di restauran, warung makan maupun konsumsi rumahan. Sedang bulu domba bisa dibuat kain tenun yang dapat dikerjakan oleh para santri atau generasi muda lainnya,” ujar dia.
Ketua Yayasan Padi Indonesia Jaya Eprilia Tri Arum Taurusia mengaku tertarik melakukan pendampingan bagi pelaku ekonomi kreatif dan UMKM di Wonosobo. Apalagi daerah pegunungan tersebut merupakan tanah kelahirannya.
“Selama ini saya telah membantu promosi dan pemasaran usaha kreatif batik ciprat di Maron Garung. Usaha batik ciprat tersebut dirintis para penyandang disabilitas. Mereka butuh disuport promosi dan pemasarannya agar cepat berkembang,” katanya.
Selain melakukan pendampingan pengembangan UMKM, pemilik PT Jaya Sakti Beton yang bergerak dalam bidang alat berat itu, juga memproduksi film bertema wisata dan potensi lokal. Bidang seni dan film digarap karena merupakan hobi dan kesukaannya sejak kecil.
“Melalui Jaya Sakti Production, saya telah menggarap film legenda rakyat berjudul : “Penantian Cinta di Telaga Menjer”. Film tersebut mengangkat kisah hikayat rakyat dengan tujuan mengenalkan keindahan alam Telaga Menjer pada wisatawan,” terangnya.
Kini dia juga tengah menyiapkan film kedua bertema horor. Dirinya berobsesi film yang dibuat menjadikan produk film Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri. Film bersetting alam Telaga Menjer dalam waktu dekat ini juga siap tayang melalui layar lebar.
Muharno Zarka