SOLO (SUARABARU.ID) – Benteng Vastenburg yang hari-hari biasa sunyi mendadak ramai, Jumat (24/6) malam. Gemerlap lampu dan alunan doa serta salawat menggema dengan syahdu dari tempat itu.
Ribuan orang berkumpul jadi satu. Tua muda bahkan anak-anak duduk lesehan beralaskan plastik dan koran. Mereka dengan khusyuk mengikuti Tahlilan Bung Karno.
Sebuah acara yang digelar khusus untuk memperingati Haul ke-52 presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Acara diawali dengan tahlilan dan doa bersama yang dipimpin KH Abdul Karim atau yang akrab disapa Gus Karim, guru mengaji Presiden Joko widodo sekaligus pengasuh pondok pesantren Al-Qur’aniy Az-Zayadiyy Laweyan Solo.
Setelah itu, ribuan massa bershalawat bersama yang dipimpin oleh Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf.
“Sudah lama sekali menanti acara semacam ini, alhamdulillah malam ini bisa kembali salawatan. Ini spesial, karena tidak hanya shalawatan, namun juga kita hadir untuk mendoakan sekaligus mengenang jasa-jasa Bung Karno, sang proklamator bangsa yang sudah meninggalkan kita,” kata Ajeng,29, salah satu peserta.
Jasa Soekarno menurut Ajeng sangatlah besar. Meski ia lahir saat Soekarno sudah wafat, namun jasa-jasa Soekarno begitu dirasakannya.
“Berkat jasa-jasa beliau dan para pahlawan bangsa, Indonesia menjadi negara merdeka yang kita nikmati sampai saat ini. Sebagai generasi penerus bangsa, kita tidak boleh sampai melupakan jasa mereka,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Supriyadi,42, Syechermania asal Demak. Ia yang mendengar ada acara tahlilan dan shalawatan Bung Karno langsung datang ke Solo untuk mengikuti.
“Saya dengar dari saudara-saudara di Solo, bahwa ada haul Bung Karno. Ya saya datang untuk ikut mendoakan sekaligus mengenang jasa-jasa beliau. Sang proklamator, pahlawan bangsa yang jasanya tak terkira. Beliau adalah bapak pendiri bangsa,” ucapnya.
Di sela-sela shalawat, Habib Syech mengatakan bahwa acara shalawatan ini digelar untuk memperingati kebesaran dan perjuangan Soekarno. Ia berpesan agar semua generasi bangsa meneladani perjuangan Soekarno dan para pahlawan Indonesia.
“Mudah-mudahan kita semua dapat meneruskan perjuangan beliau. Dan kita semua berdoa, insyaallah Indonesia aman, Indonesia selamat,” kata Habib Syech.
Habib Syech juga mengatakan sudah lama merindukan acara salawatan bersama seperti ini. Sebab sudah lama, ia tidak menggelar Jateng Bersalawat, sebuah acara shalawatan yang digelar rutin bersama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
“Malam ini mestinya pak Ganjar datang, tapi karena masih perjalanan dari Jakarta sehingga beliau belum ada di tengah-tengah kita. Sebenarnya kita semua rindu. Mari kita doakan beliau sehat, termasuk para pemimpin kita di sini, ada pak Wali Kota Solo, pak polisi, TNI dan lainnya. Mudah-mudahan apa yang kita lakukan mendapat berkah dan kita semua selamat,” pungkasnya.
Acara Tahlilan Bung Karno tak hanya diramaikan oleh masyarakat Solo. Banyak pengunjung rela datang dari berbagai daerah seperti Demak, Semarang, Wonogiri, Blora dan daerah lain untuk mengikuti acara itu.
Selain masyarakat umum, acara juga dihadiri oleh kader-kader PDI Perjuangan. Mengenakan seragam merah, mereka ikut berdoa dan bersalawat bersama ribuan masyarakat lainnya.
Muhaimin